Lihat ke Halaman Asli

PARTIKEL

Pengolah Kata

Cerpen | Awal dari Akhir

Diperbarui: 3 November 2018   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Semua telah berlalu, kehidupanku tidak lagi seperti yang dulu, aku memulai kehidupan baruku dan menikmatinya, suka atau tidak itulah diriku yang sekarang.

Setelah dua hari beristirahat aku kembali ke sekolah dan semua tidak ada yang berubah, teman temanku masih melakukan pemerasan di sekolah. Aku tidak memperdulikannya dan langsung masuk ke dalam sekolahan, aku menaruh tasku di kelas dan menghampiri ruang guru, akupun meminta maaf atas semua perbuatanku dan menyalami mereka satu persatu, termasuk guru yang pernah berduel denganku. 

Aku memeluknya dan minta maaf, dia tersenyum dan bangga dengan apa yang telah aku lakukan. Tak lama bel masuk kelas berbunyi semua siswa siswi memasuki kelas masing masing, dan saat itu juga aku memasuki setiap kelas dan meminta maaf atas semua yang telah aku lakukan dan menyalaminya satu persatu, mungkin terdengar konyol tapi itu semua yang aku lakukan. 

Terakhir adalah kelasku, dan aku melakukan hal yang sama, seperti pada kelas lainnya dan meminta teman temanku untuk tidak melakukan pemerasan lagi, mereka hanya menganggukan kepala tanpa menjawabnya.

Setelah hari itu mereka semua membicarakan tingkah laku ku sekarang, dan penasaran dengan apa yang telah terjadi kepadaku. Seakan mereka tidak mempercayai kenyataan yang telah berubah dariku, seorang yang sangat di benci di sekolah ini. Aku lebih banyak menghabiskan waktuku di perpustakaan untuk belajar karna sebentar lagi aku akan menghadapi ujian kelulusan.

Hariku semakin baik dan aku sekarang memiliki banyak teman yang menghargaiku bukan karna takut kepadaku, melainkan karna perbuatanku yang lebih baik, semua terasa menyenangkan bagiku, teman yang di sekelilingku sekarang bukan mereka yang telah aku kalahkan, tapi, teman yang menghargaiku dengan ketulusan, teman yang selalu mendukungku untuk lebih baik lagi dan lagi.

Beberapa minggu aku akhirnya menjalani ujian, dan setelah kelulusanku keluar, aku merantau pada kota yang sangat jauh dari kota ku, dan kembali memulai kisahku yang baru dan penuh arti.

Di atas langit masih ada langit, jadi tidak ada yang lebih kuat ataupun pandai. Kekuatan dan kepandaian tidak bisa di ukur dari penglihatan, karna semua perlu proses. Tekat bulat yang ada pada kita haruslah kita gunakan dengan baik, karna satu tekat yang sudah bulat akan mengalahkan segalanya. Tidak memandang usia dan siapa!

SELESAI

Thumbs Up
Denpasar, Bali
03/11/2018

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline