Lho, kenapa? Bukannya bank itu tempat untuk menabung? Menurut Robi, bocah lelaki cerdas dalam tayangan animasi seputar sejarah Bank Indonesia (BI), selain bank-bank yang melakukan berbagai transaksi keuangan dengan masyarakat; ada pula bank yang memiliki peran sebagai bank sentral dengan tugas utama mengatur pencetakan dan peredaran uang di sebuah negara. BI adalah bank sentral di Indonesia, jadi tidak menyediakan jasa pelayanan menabung.
[caption id="attachment_292875" align="aligncenter" width="491" caption="Antri melewati pintu detektor sebelum masuk museum (dok RBP)"][/caption]
Para homeschoolers jenjang SD-SMP Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening terlihat sangat antusias menyaksikan animasi apik berdurasi belasan menit itu yang menyajikan sejarah perkembangan BI dari masa ke masa melalui percakapan Robi dan kawan-kawannya. Itu adalah bagian dari kegiatan outing mereka yang bertema Tour d’Jakarta pada Sabtu (25/1) lalu yang salah satunya adalah mengunjungi Museum Bank Indonesia yang terletak di jl Pintu Besar Utara no.3 Jakarta Barat atau tepat di seberang stasiun kereta api Beos Kota.
Usai menyaksikan animasi,para homeschoolers memberondong Kak Iis yang menjadi pemandu mereka untuk membantu menjawab sejumlah pertanyaan yang tertera dalam lembar kerja siswa (LKS). Selanjutnya rombongan homeschoolers diajak menjelajah lorong-lorong gedung megah peninggalan era kolonialis Belanda itu menuju Ruang Numismatika, tempat tersimpan koleksi berbagai jenis matauang baik koin logam maupun kertas yang pernah beredar di Indonesia dari masa ke masa. Juga koleksi matauang dari berbagai negara di seluruh benua. Uang koleksi disimpan dalam etalase kaca khusus yang dilengkapi kaca pembesar untuk memudahkan pengunjung melihat detail desain setiap matauang yang dipajang. Sementara mayoritas matauang dari mancanegara disimpan dalam semacam lemari display geser. Kondisi ruangan yang gelap, termasuk larangan menggunakan lampu blitz saat memotret, dimaksudkan untuk menjaga kualitas koleksi di sana.
[caption id="attachment_292879" align="aligncenter" width="491" caption="Mengamati detil uang kuno di ruang remang-remang (dok RBP)"]
13910465232054817501
[/caption]Berlawanan dengan Ruang Numismatika, Ruang Emas tempat menyimpan batangan-batangan emas justru terang benderang ...silau, man ! Tentu saja bukan batangan emas asli yang dipamerkan di situ, melainkan replikanya saja, untuk pertimbangan keamanan.Jangan sampai ada pengunjung ngiler dan nekad membobol kaca etalase. Setelah puas melihat dan mencatat, para homeschoolers pun beralih ke Ruang Sejarah. Bahkan perpindahan dari satu ruang ke ruang lain pun terasa menyenangkan karena Museum BI ini ditata dengan memanfaatkan teknologi modern dan piranti multimedia seperti televisi plasma, panel statik, diorama, dan display elektronik. Pokoknya jauh banget dari kesan kumuh dan jadul meski bangunannya sudah berumur ratusan tahun.
[caption id="attachment_292881" align="aligncenter" width="491" caption="Belajar sejarah itu seruuuu banget...! (dok WS)"]
13910467481180180705
[/caption] Maka mencermati sejarah Indonesia antar periode kepemimpinan para presiden, dinamika perjuangan rakyat, data-data geologi-sosial budaya, plus aneka replika benda-benda penunjang kisahnya pun terasa lebih mengasyikkan ketimbang nonton film di bioskop. Saking asyiknya para homeschoolers acapkali diingatkan para kakak guru untuk tidak berlarian di sepanjang lintasan yang dilalui. Pekarangan dalam Museum BI memiliki semacam taman ala Eropa yang asri terawat menghadirkan panorama klasik nan cantik.Setelah itu Kak Iis mengantar rombongan HSKS Jatibening ke arah jalan menuju lobi tamu dan mengucapkan salam perpisahan. Para homeschoolers pun bergegas memburu bis di area parkir dan melanjut outing mereka hari itu ke Istana Negara.
[caption id="attachment_292882" align="aligncenter" width="491" caption="Ruang emas yang berkilauan (dok RBP)"]
13910469241203138943
[/caption]Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI