Lihat ke Halaman Asli

Rinta Wulandari

TERVERIFIKASI

A Nurse

Serunya Menjadi Penyiar Radio Semasa SMA

Diperbarui: 3 Oktober 2025   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ILUSTRASI: Penyiar Radio | Dok. Pribadi by Canva AI

"92.5 RRI Produa FM" Kalimat diucapkan dengan cepat. "Halo Paramuda! Bertemu lagi dengan saya DJ Rinta. "Dan saya DJ A."

"Kita jumpa lagi di Sore Ceria! Bikin Sore Kamu Makin Berwarna!" diucapkan sambil tersenyum, lalu tangan menaikan tombol geser pada alat di meja tanda meninggikan volume background lagu.

Hari itu hari pertamaku menjadi penyiar SMA. Suatu kehormatan yang membanggakan bisa menjadi salah satu anak muda besutan RRI Produa Lampung. Kala itu SMA kelas 2. 

Kantor RRI berada di Pahoman, Bandarlampung. Dekat sekali dengan Rumah 'Nun'.. Nenekku. Ibu dari Mama ku.. menuju kantor RRI dekat sekali. Tinggal jalan sebentar, keluar pintu belakang rumah Nun. Lalu melewati rel kereta api... Pelan-pelan menyeberang dengan jembatan kecil kayu.. lalu sampai di jalan aspal dan jalan kaki saja ke depan.. Kemudian menyeberang jalan raya. Lanjut jalan di pinggir trotoar sebentar lagi lalu masuk gerbang RRI. Atau kalau naik angkot sebentar juga bisa. Ongkosnya 2000 Rupiah saja..

Saat itu tahun 2009 atau 2010. Kata pembuka siaran di atas masih aku ingat hingga kini. Saking hapalnya. Kala itu aku pribadi merasa bangga sekali bisa on air perdana. Tak pernah terbayang olehku bisa siaran di ruangan kedap suara milik radio RRI. 

RRI Produa FM punya program namanya SoreCeria atau Sorcer. Mereka menggaet para anak SMA untuk menjadi tim penyiar untuk jangka waktu tertentu, sambil diajarkan ilmu tentang broadcasting dan dunia penyiaran. 

Dari banyaknya peserta aku termasuk yang lolos. Beberapa kali ikut pembelajaran jadi penyiar Radio. Bersemangat mempelajari hal baru, dan beberapa kali siaran tentu jadi pengalaman berharga bagiku.

Di mana seorang penyiar harus profesional, selelah apapun tubuhnya, ada masalah pribadi atau tidak, jika sedang siaran lepaskan semuanya. Dan tersenyumlah sambil menyapa pendengar dengan bersemangat. 

Karena pendengar tidak mau tahu, inginnya program berjalan dan mereka bisa mendengar penyiarnya dari siaran Radio. Dan ingin merasa terhibur mendengar suara penyiar dan alunan lagu yang disajikan. 

Saat itu Radio masih besar eksistensinya.. maka saat SMA diterima mejadi penyiar Soreceria orangtua jadi turut bangga. Apalagi saat siaran perdana.. mama ku sampai ajak semua saudara untuk denger suaraku.. Aah gimana ga makin grogi di buatnya!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline