Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... A Nurse

Wanita Muslim. Menulis untuk Menyenangkan Hati, Melegakan Fikiran. Purna Nusantara Sehat team Batch 2 dan Nusantara Sehat Individu VII Kemenkes RI. ## Perawat di RS milik Kementerian Kesehatan RI 2019-sekarang. email: rinta.write@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Serunya Menjadi Penyiar Radio Semasa SMA

2 Oktober 2025   18:15 Diperbarui: 3 Oktober 2025   16:38 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI: Penyiar Radio | Dok. Pribadi by Canva AI

"Mak, nanti dengerin Wulan ya.. jam 4 sore di Radio. Dengerin Produa ya 92.5 FM. Ganti dulu. Jangan dengerin Kecana FM dulu.." ujar Mama ku menelpon Nun 4 jam sebelum aku siaran dengan bersemangat. Begitu pula tante-tante yang lain diberitahu semua oleh Mama.

Padahal jujur saat itu aku tidak Pede (percaya diri) dengan suaraku. Karena aku merasa suaraku terlalu ngebass untuk suara perempuan. Takut saat siaran seperti suara lelaki. 

**

Kembali saat siaran.. kala iklan atau lagu sedang diputar ada materi yang disiapkan untuk dibacakan.. beberapa kali penyiar senior juga memberi kami arahan. Tentu kami tak dilepas begitu saja. Melainkan tetap diajarkan dan di pantau para penyiar senior. 

ILUSTRASI | Dok. Pribadi. By canva AI
ILUSTRASI | Dok. Pribadi. By canva AI

Saat lagu selesai, kami mulai bicara lagi. Membicarakan hal atau info-info terkini. Harus terdengar pintar padahal kami sedang membaca materi kami. Ya materi memang dibaca, namun pelafalannya tidak boleh terdengar seperti membaca. Harus ya seperti bicara atau ngobrol biasa, tapi ada ilmu dan informasi yang di sertakan. 

Satu hal ilmu yang aku ingat.. ada hal yang sedang dibahas.. namun aku menjawab "Ya itu deh..." (maknanya ya yang itu lah) sebenarnya karena lupa dengan pembahasan sebelumnya. Itu aku di tegur keras oleh penyiar senior. Ternyata penyiar tidak boleh terdengar tidak tahu, atau tidak peduli dengan suatu materi.

Jika ada yang bertanya, bagaimana caranya kok bisa ikutan seleksi jadi penyiar SMA? tentu karena ada salah satu sahabatku sejak SMP, Tiara namanya yang sudah menjadi penyiar RRI Produa FM dari dulu, bahkan sejak ia menjejak SMA kelas 1. Tiara memiliki suara yang renyah dan enak sekali di dengar. Maka saat ada info bukaan untuk seleksi penyiar Sorcer Tiara lebih dulu menginfokan pada kami yang notabene lebih dekat dengannya. Saat itu aku dan Monic yang ikut seleksi dan kami berdua lolos. 

Pengalaman jadi penyiar SMA kala itu jadi hal yang tak terlupakan bagiku. Buktinya hingga saat ini aku masih mengingatnya. Dan malah menuliskannya di Kompasiana sebagai jejak pengalamanku. Wah begini-begini.. walau tampaknya sering wara-wiri periksa pasien, pernah juga on air jadi penyiar loh! Hehe.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun