Perjalanan singkat yang akan kuceritakan ini mungkin untuk sebagian orang adalah suatu hal yang biasa, atau entah apa namanya,,, karena banyak dari sekian umat muslim di dunia sering melakukan perjalanan ini, bahkan ada yang setiap tahun atau mungkin bisa setiap waktu melakukan perjalanan ini. Tapi bagi aku yang hanya seorang cleaning service, perjalanan ini adalah “PERJALANAN TERINDAH” dalam hidupku, anugerah dan hadiah terbesar dari Allah SWT selain dari ketiga anakku yang dititipkan Allah untuk menemani perjalanan hidupku,, serta anugerah usia dan kesehatan yang Allah berikan agar aku bisa terus berikhtiar mencari nafkah untuk kelangsungan hidup keluargaku.
Hari itu Sabtu 23 maret 2013, sejenak aku harus mengucek-ngucek mataku untuk meyakinkan bahwa saat itu aku bukan sedang bermimpi atau berangan-angan seperti yang selama ini aku sering hayalkan. Aku berada di hotel transit/ Jakarta Airport Hotel di acara pelepasan jamaah umroh, dan aku salah satu dari jamaah yang akan berangkat semata-mata hanya karena kebesaranNYA.
Allahuakbar,,, tak mampu kubendung derasnya airmata ini, mengingat begitu banyak dan besarnya dosa-dosa yang pernah kulakukan, namun betapa Kemurahan dan Rahman RahimNYA,, DIA sang pemilik hidup berkenan mengundang aku untuk menjadi tamuNYA di Baitullah.
Menjelang magrib dengan mengucap Bismillahi Tawakkaltu ‘Alallahi La Haula Wala Quwwata Illa Billahil ‘Aliyil ‘Azhiim… aku bersama para jamaah lain terbang menuju Qatar (Doha) bandara transit yang selanjutnya meneruskan perjalanan ke kota Jeddah, pintu gerbang menuju Tanah Harom.
Sepanjang perjalanan di atas pesawat, tak henti kusebut nama dan keagunganNYA. Tak bisa kugambarkan bagaimana hatiku saat itu begitu dahsyat rasa haru dan kegembiraan akan bisa hadir di Baitullah. Setelah kami tiba di bandara King Abd Aziz Jeddah, kami melanjutkan perjalanan ke Madinah. Sepanjang perjalanan (dlm bis) dari Jeddah menuju kota dimana Rasullulah SAW beserta para sahabat dimakamkan, aku nikmati semua sebesaranNYA,, bukit-bukit batu sepanjang kiri kanan jalan yang kulewati, hamparan padang pasir yang luas, membuat aku membayangkan satu hari kelak aku dan seluruh penghuni jagat raya ini akan terhampar ditengah padang mahsyar… Astagfirullahhal’azim,, ya,,Allah… ampuni dosa-dosaku selama ini. Kalimat shalawat dan salampun terlantun diantara isak tangis haru dan kegembiraan para jamaah.
Menjelang magrib kamipun tiba di kota Madinah, kota yang tak sabar aku ingin segera sampai untuk bisa beribadah, berdo’a dan berjiarah ke makam Rasulullah SAW bersama para sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan Umar bin Khattab. Rasa syukur dan nikmatnya ibadah di mesjid Nabawi, kebahagiaan serta keharuanku bersesak dalam hati saat melaksanakan shalat dan berdo’a di Raudhatul jannah, “Ya…Allah ampuni dosaku, selamatkan kami dari semua perkara dunia dan akhirat, jadikan aku orang yang husnul khatimah”, itu do’a yang pertama ku pinta sebelum rentetan do’a panjangyang kumohonkan untuk ibu bapakku, anak2ku serta do’a untuk orang yang selalu menyayangiku.
Disela-sela ibadah kamipun mengikuti jiarah di sekitar kota Madinah, seperti ke Masjid Quba, Jabal Uhud, kebun kurma dll. Perjalanan penuh suka cita bersama teman-teman jamaah lain, namun begitu singkat hari terlewati hingga tiba saatnya kami harus bersiap meninggalkan kota Madinah dan melanjutkan perjalanan ke kota Makkah Al Mukarromah. Aku dan jamaah lain singgah di Masjid Bir Ali untuk mengambil Miqot, berpakaian ihrom dan niat Umroh. Kalimat Talbiyah mengiringi sepanjang perjalanan kami, lagi-lagi tak mampu ku bendung air mata disela sela kalimat LABAIK ALLAHUMMA LABAIK… kesedihan mengingat akan dosa-dosaku, kegembiraan dan rasa syukur yang tak terhingga meski aku hanya seorang cleaning service di salah satu sekolah tinggi di kotaku yg kecil nun jauh di timur nusantara, tapi hanya karena kebesaran dan kemurahanNYA aku bisa hadir di Makkah Al Mukarromah. Setibanya di Masjidil Harom kami melaksanakan rukun-rukun ibadah Umroh thawaf, sa’I dan tahallul. Setiap rukun kulakukan penuh khusu dan tak henti ku memuji kebesaranNYA. Hari hari kami habiskan dengan banyak beribadah dan i’tiqaf di Masjidil Harom.
Setelah rangkaian ibadah Umroh selesai kami laksanakan di kota Makkah kami berjiarah ke tempat-tempat bersejarah seperti Jabal Tsur, Padang arafah, Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina dan Mesjid Ji’ranah.
Tgl 31 maret 2013, usai melaksanakan shalat duhur berjama’ah di Masjidil Harom serta tawaf wada, tiba waktunya kami meninggalkan kota Makkah untuk kembali ke Jeddah dan melanjutkan perjalanan pulang ke tanah air dengan ucapan penuh syukur dan haru karena harus meninggalkan tempat yang begitu nikmat aku rasakan untuk beribadah serta berserah dihadapan Sang Pencipta. Masih terbayang saat aku bersama ribuan ummat lain bersesakan untuk shalat di Hijir Ismail, terbayang pula saat kucium Hajar Aswad sambil ku sebut namaMU Ya Allah serta shalawat untuk kekasihMU Rasulullah SAW. Ya…Allah betapa aku meRINDU semua itu. Hanya karena kebesaranMU aku bisa hadir di Baitullah dan hanya karena Kebesaran dan KemurahanMU pula aku berMOHON ENGKAU berkenan mengundangku kembali ke Baitullah untuk berhaji melaksanakan rukun Islam kelima, amiin.
Diakhir cerita “PERJALANAN TERINDAHKU” tak lupa ku haturkan Salam dan rasa terimakasihku untuk smua crew PHINISI WISATA juga bapak ustadz Muhammad Guntur Alting dan Kiayi Muhammad Idris Sinyo yg telah membimbing perjalanan Umroh kami, juga tak lupa pula Salamku untuk ibu Hayatunnisa atau biasa ku panggil Atun, dia teman sekamarku, ibu muda yang aku salut akan kesabaran dan ketulusan dia mendampingi nenek teman jamaah yang sekamar dengan kami, sungguh aku salut, akupun tak mampu melakukan yang Atun lakukan,, semoga Allah melipat gandakan pahala Umrohmu de’. Salam pula buat Devi, ka Arnelis, bu Hj Maria Ulfah dan semua teman jamaah lainnya yg tak bisa ku sebut namanya satu satu, Semoga Allah mempertemukan kita kembali dalam perjalanan ibadah Haji atau Umroh berikutnya, Amin,,Ya Rabbal ‘alamin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI