Lihat ke Halaman Asli

Prahasto Wahju Pamungkas

Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Druze, Bedouin dan Alasan Israel Intervensi Suriah

Diperbarui: 21 Juli 2025   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pejuang Suku Bedouin di desa Mazzra saat konflik dengan kelompok militia Druze (Sumber/Kredit Foto: LA Times)

Konflik berdarah antara suku Bedouin dan komunitas Druze di Sweida, Suriah selatan, memicu Israel melancarkan serangan udara ke pasukan pemerintah Suriah dan milisi Bedouin. Klaim bahwa Israel bertindak untuk melindungi minoritas Druze, komunitas Arab penganut aliran Druze, yang berakar dari agama Islam Syiah, sekte Isma'ili (walaupun tidak dapat dikatakan sebagai Islam), membuka pertanyaan besar: apa sebenarnya akar konflik antar etnis ini, dan apakah intervensi militer yang dilakukan oleh Israel setara dengan dalih Rusia saat masuk ke Donbass?

Siapa dan Apa Itu Druze?

Druze merupakan komunitas religius yang muncul pada abad ke-11 sebagai cabang dari Ismailisme (Syiah). Namun demikian, mereka tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim. Mereka memiliki kepercayaan eksklusif, rahasia, dan menekankan reinkarnasi serta monoteisme. Populasi Druze mencapai sekitar 1 juta, sebagian besar tinggal di Suriah (700.000), dengan komunitas signifikan di Libanon, Israel, dan Dataran Tinggi Golan (Golan Heights).

Warga Druze di Dataran Tinggi Golan (Sumber/Kredit Foto: Encyclopaedia Britannica)

Apakah Druze Arab?

Ya. Druze adalah kelompok etno-religius Arab; mereka berbicara bahasa Arab, memiliki budaya Arab, dan secara historis berbagi ikatan sosial dengan komunitas Arab di sekitarnya. Namun kepercayaan mereka berbeda signifikan dari mayoritas umat Islam Sunni di wilayah tersebut.

Mengapa Bedouin Memerangi Druze?

Kekerasan pecah awal bulan Juli 2025, ketika milisi Bedouin mendirikan pos pemeriksaan dan menyerang seorang pria Druze, sehingga memicu aksi balasan oleh milisi Druze. Ketegangan ini lama terpendam akibat masa lalu: ada konflik antar suku berkala, dan peristiwa teror ISIS (Islamic State of Iraq & Syria) di tahun 2018 memperburuk kecurigaan antar kelompok, khususnya tuduhan bahwa sebagian Masyarakat Bedouin mendukung ISIS dalam serangan di Sweida. Intervensi pemerintah Suriah memicu perlawanan Druze karena mereka melihat dan beranggapan bahwa tentara Suriah berpihak kepada suku Bedouin.

Suku Bedouin (Sumber/Kredit Foto: livethebedouinlife.com)

Israel Membela Druze---Mengapa?

Israel memiliki populasi Druze sendiri sekitar 150.000 jiwa, termasuk yang bermukim di Golan Heights, dan mereka loyal kepada negara Israel, turut dalam militer, dan kesetiaan mereka pada negara Israel dipandang sebagai "kontrak darah" persaudaraan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel berkewajiban melindungi "saudara Druze" mereka di Suriah dari apa yang diklaim sebagai "kampanye genosida" pemerintah baru Suriah.

Komunitas Druzen dengan benderanya dan bendera Israel (Sumber/Kredit Foto: Tribun News)

Israel juga memiliki motif geopolitik: menciptakan zona buffer di selatan Suriah untuk mencegah tentara Suriah memperkuat posisi dekat perbatasannya. Serangan ke ibukota dan basis militer Suriah memperlemah rezim baru dan menjaga ketidakstabilan di wilayah yang diperebutkan.

Tindakan Rusia di Donbass: Apakah Sama?

Mari kita lihat perbandingan antara tindakan Israel membela etnis/aliran Druze di Suriah versus tindakan Rusia membela warga Ukraina penutur Bahasa Rusia di wilayah Donbass (Donetsk dan Luhansk) yang memicu invasi skala penuh Rusia terhadap Ukraina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline