Lihat ke Halaman Asli

Literasi Finansial 2025 : Panduan Praktis Untuk Milenial Di Bawah Kepemimpinan Menteri Keuangan Baru

Diperbarui: 9 September 2025   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : freepik 

 Tahun 2025 menandai babak baru bagi Indonesia, tidak hanya secara politik, tetapi juga ekonomi. Dengan adanya pergantian Menteri Keuangan, arah kebijakan fiskal dan moneter diprediksi akan mengalami penyesuaian. Bagi generasi milenial yang sedang gencar-gencarnya membangun karier dan fondasi finansial, perubahan ini bukanlah halangan, melainkan kesempatan untuk lebih proaktif dalam mengelola keuangan pribadi. Literasi finansial kini menjadi kunci untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di tengah dinamika ekonomi yang baru. Artikel ini akan memandu milenial untuk lebih melek finansial dan mengambil langkah cerdas di bawah kepemimpinan baru.

1. Pahami Arah Kebijakan Baru dan Dampaknya

Kepemimpinan baru membawa pendekatan baru. Kebijakan fiskal yang akan diimplementasikan bisa saja berfokus pada sektor-sektor tertentu, seperti infrastruktur, energi terbarukan, atau digital economy. Bagi milenial, penting untuk memahami arah ini. Misalnya, jika pemerintah menggenjot sektor digital economy, peluang kerja dan investasi di sektor tersebut akan meningkat. Sebaliknya, jika kebijakan pajak disesuaikan, hal itu akan memengaruhi pendapatan bersih Anda. Manfaatkan sumber berita ekonomi terpercaya untuk selalu update dengan kebijakan terbaru dan sesuaikan strategi keuangan Anda.

2. Audit Keuangan Pribadi Secara Berkala

Sama seperti pemerintah yang melakukan audit anggaran, Anda juga harus melakukan hal yang sama pada keuangan pribadi. Mulailah dengan mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran selama 1-3 bulan terakhir. Gunakan aplikasi atau spreadsheet untuk mendapatkan gambaran jelas. Setelah itu, klasifikasikan pengeluaran Anda ke dalam kategori kebutuhan, keinginan, dan tabungan/investasi. Ini akan membantu Anda menemukan "lubang" finansial dan mengendalikan kebiasaan belanja yang tidak efisien.

3. Prioritaskan Dana Darurat sebagai Investasi Teraman

Tidak peduli seberapa optimisnya kondisi ekonomi, memiliki dana darurat adalah keharusan. Di bawah kepemimpinan baru, dinamika pasar bisa saja lebih volatil, sehingga dana darurat akan menjadi perisai Anda. Targetkan dana yang setara dengan 6 hingga 12 bulan biaya hidup. Simpan dana ini di instrumen yang aman dan likuid, seperti reksa dana pasar uang atau deposito. Jangan tergoda untuk menginvestasikan dana ini ke instrumen berisiko.

4. Diversifikasi Portofolio Investasi

Perubahan kebijakan dapat memengaruhi nilai aset investasi. Oleh karena itu, diversifikasi adalah strategi terbaik. Jangan menaruh semua uang Anda di satu instrumen. Alokasikan ke berbagai aset, seperti:

  • Sektor Riil: Jika ada indikasi sektor manufaktur akan berkembang, saham perusahaan manufaktur bisa menjadi pilihan.

  • Sektor Digital: Kebijakan yang mendukung digitalisasi akan meningkatkan potensi saham teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline