Lihat ke Halaman Asli

Nurul Mutiara R A

TERVERIFIKASI

Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Dari Panen Hujan hingga Berhemat Air, Ini Cara Keluarga Saya Merdeka dari Krisis Air Bersih

Diperbarui: 16 Agustus 2025   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumur air hujan di rumah (dokumentasi Pribadi) 

"Mungkin kamu pernah membenci hujan karena menunda jalanmu sampai tempat tujuan. Atau, membenci hujan karena teringat mantan? Tapi tahukah kamu bahwa di tempat lain, ada orang yang menunggu hujan untuk minum, untuk mengisi sumur-sumur dan tandon air yang kering"

***

Bagaimana rasanya kekurangan air? Oh jelas saja tidak enak. Mau masak susah, mau mandi bingung, mau buang air kecil harus hemat-hemat. Ya, setidaknya itu pengalaman saya ketika menjadi mahasiswi di Jogja.

Sebagai anak rantau yang tinggal di kontrakan murah, kendala soal mendapatkan air merupakan makanan sehari-hari. Entah karena pompa air rusak atau sumur kontrakan mengering. 

By the way, kontrakan saya tidak mendapat sumber air dari PDAM, tapi dari sumur galian yang sudah cukup tua. Jadi, kalau ada masalah air, para penghuni kontrakan hanya bisa pasrah atau mencari alternatif lain.

Pernah, satu hari ketika hendak berangkat kuliah, saya menemukan keran tidak mampu mengeluarkan air. Setelah sumur diperiksa, ternyata airnya mengering. Pipa tak cukup panjang untuk menjangkau kedalaman.

Selama dua minggu, saya dan teman-teman kesulitan mandi dan buang air. Terpaksa, kami pergi ke masjid terdekat atau numpang ke kosan teman. Kalau urusan masak-memasak, kami membeli air galon, jadi aman-aman saja.

Masih ingat rasanya, tiap waktu, saya dan teman-teman berdoa agar hujan turun. Kami berharap sumur kontrakan bisa terisi kembali. Dengan begitu, air bisa melimpah untuk beraktivitas.

Sejak mengalami kesulitan air di kontrakan, saya sangat menghargai keberadaan air. Tak heran, saat pulang kembali ke rumah, saya senantiasa memanfaatkan air secara hemat. Terlebih, keberadaan air di rumah juga tidak melimpah ruah. Sebenarnya masih mending jumlah air di kontrakan. 

Di rumah, keluarga saya memanfaatkan air dari PDAM, namun untuk aktivitas dapur saja. Alasannya, air yang keluar dari pipa tidak besar sehingga cukup untuk mencuci piring dan memasak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline