Yerusalem, lihatlah Rajamu!
Hari ini Gereja mengenang Yesus yang di sambut di gerbang Yerusalem sebagai tanda dari kegenapan nas yang telah ditetapkan. Yohanes dalam injil nya mengatakan "mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" Ketika para umat Yerusalem bersorak seraya menebarkan dedaunan dan kain di jalan para ahli taurat dan Farisi mengalami ketakutan akibat terus gagal menangkap Yesus dan melihat Yesus sebagai ancaman.
Bacaan injil dari Lukas sangat menampilkan perspektif berbeda yakni Kisah sengsara Yesus ditangkap, diadili, disiksa, dan disalib. Dari semua peran dan kisah ada satu yang menarik yakni Pontius Pilatus sang Kaisar Yudea dimana karakternya sangat mencerminkan manusia kini. Awalnya saat Pilatus mengadili Yesus berkata "Aku tidak menemukan satupun kesalahan dalam orang ini!" dan meminta para Imam agung menyerahkannya pada Herodes Raja Yudea.
Setelah menghadap Herodes dan kembali pada Pilatus ia mulai bimbang kala rakyatnya berkata "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar" yang mengisyaratkan kekuasaanya akan segera runtuh bila ia membebaskan Yesus. Setelahnya Pilatus mencuci tangan sebelum membebaskan Barabas sang penjahat dan menyerahkan Yesus pada rakyatnya untuk disalibkan.
Sikap Pilatus ini mencerminkan manusia masa kini yang main aman dan mudah menghakimi seseorang. Seringkali di media sosial para gen z menghakimi dan menyerang orang tanpa membaca dahulu apa yang sebenarnya terjadi dan mudah terseret arus ombak masyarakat supaya mendapat perlindungan alias bermain aman. Contoh lain adalah di lingkungan pekerjaan ketika disuguhi tempat yang basah nan panas yakni dasi jabatan. Suguhan uang satu koper rasanya cukup menggoda netra dan iman yang seringkali membuat orang tak mampu berdiskresi lebih sama seperti Pilatus yang bimbang antara suara rakyat dan suara hati.
Hari ini kita diajak untuk berefleksi bagaimana sikap kita selama ini? apakah kita seperti Pilatus yang terkesan tidak mau susah? atau Hanas dan Kayafas yang menuduh tanpa menyaring dahulu? atau Barabas sang penajahat yang memanfaatkan kesalahan orang lain untuk kepentingan pribadi? atau Yesus sendiri yang tetap tenang, tabah menjalani semua dan menyerahkan pada-Nya? Diskresi kita memang betul-betul diolah hari ini untuk memilih mana yang lebih baik daripada yang baik bagi sesama dan diri sendiri.
Sesaat lagu Yerusalem lihatlah Rajamu dan pemberkatan Palma dikumandangkan (foto: pribadi)
Hari Minggu palma telah tiba dan Misa pagi akan segera dimulai dengan perarakan dari samping gereja melewati jalur depan dan akan masuk menuju gereja. Pater Bernard akan memimpin misa ditemani frater Michel yang dimana Frater sangat sibuk berkoordinasi, sementara Pater Bernard santai menemani misdinar membakar arang. Terlihat pula para umat sudah berkumpul per wilayah untuk siap mengiringi dan mengikuti barisan imam dan misdinar dengan raut muka penuh gelisah sebab jalan yang akan dilalui becek akibat guyuran hujan ditambah bau dari tempat pembuangan sampah diseberang halaman gereja.
Salah seorang dewan paroki mengatakan pada Frater Michel, katanya
"Frater, yakinkah kita akan melewati jalan didepan? jalannya becek dan bau sampah!"
Frater merespon dan berkata