Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Public Speaking dan Darurat Baca Pejabat di Tengah Keracunan Makanan Bergizi Gratis

Diperbarui: 27 September 2025   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Public speaking pejabat dan keracunan makanan gratis,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Sepiring Harapan, Sendok Rakyat

Pukul tiga pagi, seorang ibu di desa mulai menyalakan tungku. Bukan untuk keluarganya, tapi untuk anak-anak tetangga yang akan berangkat sekolah. 

Ia bukan koki profesional, bukan pegawai pemerintah, tapi bagian dari dapur gizi desa, tulang punggung Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Program MBG digagas dengan niat mulia: menurunkan angka stunting, meningkatkan gizi anak-anak dan ibu hamil, serta menggerakkan ekonomi lokal. 

Tapi seperti cermin, program ini bisa memantulkan wajah keadilan, atau memperbesar bayangan korupsi.

Ketika Risiko Disulap Menjadi Angka Aman

Baru-baru ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan bahwa hanya 0,0004% porsi MBG yang tercemar, atau 4.711 dari 1 miliar porsi. 

Pernyataan ini terdengar menenangkan, bahkan membanggakan. Tapi di balik angka besar itu, ada 105 insiden keracunan dalam 8 bulan. Itu berarti hampir dua insiden per minggu sekolah.

Apakah ini wajar?  

Apakah ini bisa ditoleransi?

Memahami Risiko: Bukan Soal Berapa yang Aman, Tapi Berapa yang Gagal

Dalam manajemen risiko, kita tidak menilai "berapa persen yang selamat", tapi "berapa kali terjadi kegagalan" dan "seberapa besar dampaknya". Mari kita bedah dengan kerangka yang benar:

- Identifikasi Risiko  

  Keracunan makanan adalah operational risk yang berasal dari rantai pasok, distribusi, dan pengawasan mutu.

- Risk Assessment (Likelihood Impact)  

  • Likelihood: Tinggi (105 insiden dalam 160 hari sekolah)  
  • Impact: Tinggi (keracunan massal, reputasi, potensi gugatan hukum, bahkan kematian)  
  • High Risk, memerlukan tindakan korektif prioritas
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline