Generasi Z—mereka yang lahir di antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an—adalah generasi yang tumbuh bersama smartphone dan koneksi internet stabil. Mereka bersahabat erat dengan kecepatan dan sesuatu yang instan. Dalam urusan finansial, mereka tidak lagi terikat pada dompet tebal penuh uang kertas atau tumpukan kartu. Sebagai jawaban dari karakteristik Gen-Z yang serba cepat, Bank Indonesia (BI) menghadirkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), solusi pembayaran praktis yang sangat cocok dengan karakter mereka.
Seiring berkembangnya zaman, metode pembayaran tunai bukan lagi satu-satunya pilihan. QRIS membawa penggunanya menuju gaya hidup yang benar-benar cashless, praktis, dan sat set—istilah yang sangat Gen-Z untuk mendeskripsikan sesuatu yang cepat dan efisien. Bagi generasi masa kini, QRIS menjadi pilihan yang sangat diminati, bukan hanya karena tren, tetapi karena ia menyelesaikan masalah nya
Bayangkan Fira, mahasiswi semester lima yang juga seorang freelancer di Jakarta. Kehidupan Fira adalah tentang efisiensi waktu. Suatu sore, Fira buru-buru mengejar KRL setelah sesi meeting mendadak. Ia berhenti di warung kopi favoritnya dekat stasiun untuk mengambil pesanan. Saat akan membayar, dompetnya kosong melompong.
Dulu, hal ini berarti batal ngopi atau harus mencari ATM. Tapi kini, Fira hanya tersenyum tipis. Ia membuka aplikasi mobile banking miliknya, memindai satu kode QRIS di meja kasir. Transaksi selesai dalam tiga detik, tanpa drama mencari kembalian, tanpa pusing memikirkan apakah saldo di e-wallet A atau Bank B yang akan dipakai—semua bisa. QRIS bukan hanya memudahkan, tetapi juga menyelamatkan momen; Fira bisa ngopi dan tidak ketinggalan KRL. QRIS hadir untuk Gen-Z yang butuh solusi yang mengalir secepat hidup mereka.
QRIS adalah produk nyata dari salah satu tugas dan wewenang utama Bank Indonesia, yaitu mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Pasal 15 Undang-Undang Bank Indonesia secara eksplisit memberikan wewenang kepada BI untuk menetapkan kebijakan, mengatur, melaksanakan, dan mengawasi sistem pembayaran.
 Bank Indonesia melihat fenomena fintech dan dompet digital yang semakin menjamur. Sebelum adanya QRIS, setiap platform memiliki kode QR-nya sendiri, menciptakan kebingungan dan ketidaknyamanan bagi pedagang (merchant) dan konsumen. BI hadir untuk menstandardisasi semua kode tersebut menjadi satu QR Code Nasional. Inilah esensi dari QRIS. Tujuannya adalah memastikan interoperabilitas dan inklusivitas.QRIS memberikan jaminan kredibilitas dan keamanan karena diawasi langsung oleh Bank Indonesia. Ini merupakan poin lebih yang dimiliki QRIS yaitu meminimalisir terjadinya resiko penipuan.Â
Singkatnya, Bank Indonesia bertindak sebagai penjamin stabilitas dan keamanan. Mereka memastikan infrastruktur di balik QRIS beroperasi dengan baik dan aman.
Pilihan Gen-Z terhadap QRIS bukan sekadar adopsi teknologi, tetapi pergeseran gaya hidup yang didorong oleh tiga faktor kunci:
1. Efisiensi Waktu dan Ruang: Tidak perlu antre ATM, tidak perlu menghitung kembalian, dan yang terpenting, tidak perlu membawa dompet tebal. Ruang dompet beralih menjadi ruang power bank atau airbuds.
2. Â Kontrol Keuangan yang Seamless: Setiap transaksi terekam otomatis di aplikasi. Ini memudahkan Gen-Z, yang sangat peduli dengan personal finance dan budgeting, untuk melakukan financial check-up mandiri tanpa repot mencatat manual.