Lucy Guo dari Scale IA, milyarder wanita termuda di dunia yang merintis usahanya sendiri, mengatakan bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam adalah 'keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan'
Lucy Guo dibesarkan di Fremont, California, oleh orang tua imigran Tionghoa yang keduanya adalah insinyur listrik. Orang tuanya menekankan pendidikan dan berhemat, yang memengaruhi pendekatannya terhadap uang. Sejak usia muda, dia menunjukkan hasrat dan bakat untuk teknologi, belajar coding di kelas dua dan membuat bot daring saat remaja. Dia kuliah di Carnegie Mellon University untuk jurusan ilmu komputer sebelum keluar untuk menekuni kewirausahaan dengan dukungan Thiel Fellowship.
Seperti yang telah penulis sebutkan dalam tulisan yang lalu tentang Alexandre Wang, bahwa saat Wang mengambil jeda satu tahun antara SMA dan kuliah di MIT, lalu pindah ke Silicon Valley, dan mendapatkan pekerjaan sebagai insinyur di situs tanya jawab Quora. Di Quora-lah Wang bertemu Lucy Guo, seorang desainer produk yang kemudian menjadi salah satu pendiri Scale AI miliknya. Baca:
Alexandre Wang Pria Berusia 28 Tahun Disewa Mark Zukerburg US$14 Milyar
Lucy Guo, mengatakan jika keinginan untuk menyeimbangkan kehidupan dan pekerjaan berarti Anda berada di pekerjaan yang salah.
Ini dikatakan Lucy Guo dalam sebuah wawancara dengan majalah Fortune, saat perempuan berusia 28, dengan mengatakan bahwa dia tidak memandang pekerjaannya sebagai pekerjaan dalam arti tradisional. "Saya senang melakukan pekerjaan saya," ujarnya. "Saya rasa, jika Anda merasa perlu menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan, mungkin Anda tidak berada di pekerjaan yang tepat."
Rutinitas hariannya dimulai pada pukul 5:30 pagi dengan dua hingga tiga latihan intensitas tinggi di kamp pelatihan, diikuti dengan kerja dari pukul 9 pagi hingga tengah malam.
"Ada hari-hari di mana saya lebih banyak melakukan promosi pemasaran. Saya berbicara dengan humas kami, membuat podcast, dan sebagainya," ujarnya kepada Fortune. "Di hari-hari lain, saya lebih fokus pada produk... Meninjau desain, memberikan umpan balik pengalaman pengguna."
Dia makan siang di meja kerjanya dan tidak pernah memasak, sepenuhnya mengandalkan layanan pesan-antar makanan UberEats, ujarnya. Meskipun bekerja hingga 90 jam seminggu, Guo mengatakan dia masih menyisihkan satu hingga dua jam setiap hari untuk keluarga dan teman-temannya. "Sebaiknya selalu ada waktu untuk itu, sesibuk apa pun kita."