Lihat ke Halaman Asli

Mahar Prastowo

Ghostwriter | PR | Paralegal

Ransel di Usia Senja

Diperbarui: 14 April 2025   17:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(net)

Ransel di Usia Senja

Di usia pensiun, mereka pergi  
Menjemput fajar di Santorini,  
Menyesap teh di Uji yang sunyi,  
Berdua, bergandeng tangan, tanpa janji kerja menanti.

Langkah ringan tak dikejar waktu,  
Tak diburu rapat atau tanda tangan yang membeku.  
Mereka tertawa di kafe jalanan,  
Menikmati langit, bukan sinyal jaringan.

...


Sedang aku,  
Kesana kemari, bukan wisata tapi tugas,  
Bukan hotel manis, tapi ruang diskusi yang panas,  
Bukan obrolan ringan, tapi target yang keras.

Apalagi ketika bertugas di medan perang penuh konflik,  
Salah langkah, kita bisa jadi statistik,  
Pernah kulihat dua jurnalis Rusia tewas di tanah asing,  
Saat lensa mereka mencari kebenaran yang dingin.

Tak ada kesan ceria di sana,  
Hanya debu, darah, dan duka yang membahana.  
Tapi di sanalah, kemanusiaan diuji,  
Kepekaan diasah, nurani berlari.

Dari Kabul ke Islamabad,  
Dari Dhaka hingga ke desa-desa sunyi di Afrika Tengah yang penuh derita,  
Aroma mayat hangus masih menempel di hidung ini,  
Tak lekang meski bertahun pergi.

Aceh yang basah air mata,  
Poso yang gemetar oleh kebencian lama,  
Timor Timur yang luka,  
Ambon yang patah---semua menyimpan cerita.

Pemandangan aktifitas tambang dari pesawat rute Samarinda-Berau Kaltim. (foto:dokpri)

Dan di antara semua itu,  
Ada luka lain yang diam-diam menganga,  
Kubersua hutan-hutan yang tinggal nama,  
Gunung yang dikeruk tanpa jeda,  
Sungai yang berubah warna,  
Karena tambang-tambang rakus mengoyak bumi pertiwi dari Sabang sampai Merauke.

Kulihat anak-anak bermain di air keruh beracun,  
Ibu-ibu menanak nasi dengan air yang mengandung lumpur dan logam berat,  
Dan aku hanya bisa mencatat---  
Tapi tak cukup kata untuk menambal yang telah hilang dari alam semesta kita.

Aku lihat gunung Fuji dari jendela kereta,  
Tapi tak ada tangan istri menggamit cerita.  
Aku lewati Champs-lyses malam hari,  
Tapi bukan bulan madu, hanya jet lag yang abadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline