Suatu sore ketika lagi santai scroll media sosial sambil minum teh tawar, tiba-tiba notifikasi saldo e-wallet muncul: "Rp 5.600". Eh, serius? Kok bisa cuma segitu? Padahal beberapa hari sebelumnya baru aku isi ulang.
Itu momen kecil yang bikin aku sadar: apa aku ini hanya jadi penghibur bagi uangku saja? Uang seperti mainan yang datang, kemudian hilang sesuka hati.
Daripada terus frustasi, aku memutuskan untuk memulai sesuatu: Dompet Sehat Challenge. Aku tantang diri sendiri untuk satu bulan penuh mencatat, mengatur, dan mengevaluasi uang agar uang yang lewat itu bukan cuma sekadar mampir.
Langkah pertama yang aku lakukan bukan langsung menabung besar, melainkan bertanya jujur: "Seberapa banyak aku tak tahu kemana uangku pergi?"
Dan jawabannya: cukup banyak.
Jadi aku mulai dari hal simpel: setiap mau membeli sesuatu seperti bubur ayam, roti, kouta, aku berhenti dulu, ingat kembali tantangan kecilku, lalu catat di aplikasi catatan keuangan.
Hari pertama aku catat semua, dari yang Rp 2.000 tidak terasa mencapai Rp 50.000. Malamnya aku buka catatan dan tertawa sendiri karena daftar makanan ringan hampir seperti daftar belanja utama.
Setelah mencatat satu minggu, aku sadar bahwa pengeluaranku berantakan. Maka aku buat tiga kategori baru:
1. Kebutuhan Pokok: makan, transportasi, tagihan penting.
2. Keinginan Terkendali: kopi, camilan, langganan aplikasi hiburan.
3. Tabungan & Darurat: uang yang harus dipenjara agar nggak lolos keluar.