Lihat ke Halaman Asli

Mas Yunus

TERVERIFIKASI

Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Petualangan Wisata Petik Jeruk di Dau, Malang

Diperbarui: 16 Agustus 2020   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata petik jeruk bersama Bolang di Kraguman, Dau, Malang (15/08/2020)|Foto Dok. Mas Yunus

Sabtu itu (15/08/2020), sekitar pukul 09.00 WIB kami bergegas menuju titik kumpul di depan sebuah kampus di Jalan Tidar, Kota Malang.

Di sana, sang pemandu, sudah siap menunggu. Tak lama kemudian, kami bersama kawan-kawan meluncur ke sentra wisata petik jeruk di Kraguman, Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kota Malang. Daerah ini berada diantara kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dan Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

Malang, tak hanya dikenal sebagai kota apel. Apel Malang kini tak seproduktif seperti dulu lagi. Namun, kota dingin ini memiliki kebun-kebun jeruk yang mengundang selera.

Jeruk di kebun milik Pak Sanusi|Dok. Pribadi

Serunya petik jeruk di kebun jeruk milik Pak Sanusi|Foto Dok. kiriman Mbak Dini

Disinyalir, kebun-kebun jeruk yang berada di kawasan Dau yang menaungi 10 desa/kelurahan ini merupakan penghasil buah jeruk terbesar di Jawa Timur.

Dalam satu tahun, biasanya panen raya terjadi dua kali. Menurut Pak Sanusi, pemilik wisata kebun jeruk di Kraguman, Dau, pengunjung ramai berdatangan ke sini biasanya pada akhir bulan Desember.

Pada saat ini, panen jeruk terjadi sejak sekitar bulan April lalu. Namun pada masa pandemi Covid-19, wisata petik jeruk sepi konsumen, distribusi realtif terganggu, dan harga jeruk pun jatuh.

Saat kami masuk ke kebun wisata milik Pak Sanusi, harga tiket masuk ke kebunnya dipatok sebesar Rp 20.000. Dengan tiket sebesar itu, pengunjung bebas memetik jeruk di pohonnya secara langsung dan makan buah jeruk sepuasnya.

Namun jika pengunjung ingin membawa pulang oleh-oleh jeruk segar, hasil petikannya harus ditimbang dulu, dan membayar cash, harganya berkisar amtara Rp 5.000-Rp 10.000 per kg, tergantung jenis jeruk yang dipilihnya.

Serunya petik jeruk di kebuh|Dok. Pribadi

Serunya petik jeruk langsung di kebun jeruk|Dok. Pribadi

Tiap pengunjung dipinjami sebuah tas belanja dan sebuah pisau dapur. Tas digunakan sebagai tempat jeruk terbaik yang berhasil dipetik, sedangkan pisaunya digunakan untuk mengupas jeruk peras manis atau jeruk Java Baby.

Di kebun jeruk milik Pak Sanusi, kami menemukan tiga buah jenis jeruk, yakni jeruk peras manis. Jeruk peras ini ada yang menamakannya dengan jeruk Java Baby. Entahlah mengapa dinamakan seperti itu, mungkin karena warna dan tekstur kulitnya yang “kinyis-kinyis” dan segar-manis.

Ada lagi jeruk keprok yang dinamakan “Jeruk Pontianak” atau “Jeruk 55”. Kulit jeruk ini teksturnya agak tebal dan berkerut, rasanya relatif manis, ada sedikit asamnya. Sayang, saya belum berhasil menemukan jenis jeruk Santang, di antara sekitar 750 pohon jeruk miliknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline