[caption id="" align="alignnone" width="323" caption="Padang Bulan"][/caption]
Padang Bulan
Cahaya kasih sayang menaburi malam Hidayah dan rembulan menghadirkan Tuhan Alam raya, cakrawala pasrah dan sembahyang
Yang palsu ditanggalkan yang sejati datang Yang dusta dikuakkan, topeng-topeng hilang Jiwa sujud, hati tunduk pada-Mu Tuhan
Reff:
Beribu hamba-Mu bernyanyi rindu Bergerak menari bagai gelombang Sepi mereka karena dipinggirkan Oleh kedzaliman kekuasaan dan kesombongan
Suara mereka merobek langit Bergolak sunyi mereka semua
Waktu berhenti, alam menanti Tuhan kekasih akan mengakhiri
Tumbuhnya kesadaran karena kejernihan
Bangkitnya kekuatan karena kebersamaan
Orang-orang berkumpul, bergandengan tangan
Reff:
Lahirlah-lahirlah, lahir kembali
Bangunlah-bangunlah, bangun kembali
Mengumpulkan, kepingan-kepingan
Saudaramu, yang ditinggalkan oleh kemajuan
Kekasih mendampingi setiap langkah Pada laparmu, cinta-Nya merekah Tataplah wajah-Nya, hatimu pun cerah
Reff: Lihatlah,lihatlah mentari baru
Yang terbit dari dalam tekadmu
Sesudah senja diujung duka Nikmatilah mengalirnya cahaya
Mengetahui lagu ini memiliki arti politis atau tidak, memang tidaklah cukup mudah, jika hanya sekedar menganalisa lirik lagunya sebab lirik lagu yang ditulis, masih general bisa berarti apa pun sesuai dengan penafsiran masing-masing. Oleh karena itu, kita harus mencari fakta-fakta pendukung untuk menghubungkannya menjadi sebuah kesimpulan yang benar, bukan berdasarkan subyektifitas. Hal yang dibutuhkan adalah membedah fakta yang terkait satu persatu yang bisa menjadi petunjuk untuk mengungkap sisi lain dari lagu ini, fakta kunci itu berupa Franky dan Kiai kanjeng yang mempopulerkan lagu Padang Bulan, Emha Ainun Najib (cak nun) yang membuat lirik lagunya.
Lagu ini tercipta berkat kerjasama FRANKY SAHILATUA dan Emha Ainun Najib yang lebih dikenal sebagai cak nun. Franky Sahilatua adalah seoarang musisi balada, yang kebanyakan lagu-lagunya bertema tentang alam dan kehidupan sehari-hari. Pada tahun 90-an Franky mulai tertarik dengan realitas sosial politik sehingga ia banyak terlibat dalam aksi-aksi panggung bertema sosial dan nasionalisme. Ia aktif terlibat dalam masa peralihan politik dari Orde Baru menuju Reformasi, penentangan RUU APP, serta gerakan anti globalisasi. Pada masa 90-an, lagu-lagunya banyak bermuatan kritik terhadap penguasa, nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.
Franky mulai berkerjasama dengan Emha tahun1995, ia mulai tertarik terhadap pemikiran, pembicaraan dan tulisan Emha. Di mata Franky, Cak nun selain sebagai seorang budayawan, juga seorang penyair cendekia yang tulisan-tulisannya amat tajam dan menarik, terutama bila berbicara mengenai kerakyatan. Akhirnya Franky ingin mengangkat cerita-cerita seputar masalah kerakyatan dari pemikirannya Cak nun ke dalam sebuah lagu. Salah satunya terciptalah lagu Padang Bulan, yang seluruh syairnya di buat oleh Cak nun.
Sosok Cak nun sendiri adalah seorang tokoh intelektual yang mengusung napas Islami di Indonesia. Tidak jarang karya-karyanya bernafaskan keislaman yang dibalut dengan persoalan bangsa yang memiliki nilai-nilai majemuk. Dalam kesehariannya, Emha terjun langsung di masyarakat dan melakukan aktivitas-aktivitas yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik, sinergi ekonomi guna menumbuhkan kesadaran dan potensialitas rakyat.
Lagu padang bulan sendirii mengisyaratkan akan rasa kecintaan dan ketundukan yang besar kepada Allah SWT, jama’ah-jama’ah islam yang tercerai berai oleh penguasa orba yang zholim, dan harapan Emha akan akan meunculnya kekuatan jama’ah islam yang besar untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah, untuk bangsa dan khususnya untuk islam di Indonesia.
Lagu ini diciptakan oleh cak nun atas keprihatinan jama’ah islam yang tercerai berai karena kezhaliman penguasa Orba saat itu, sehingga cak nun mengharapkan bangkitnya kekuatan islam bersama untuk melakukan perlawanan terhadap penguasa yang zhalim, agar islam lebih cerah. Tetapi karena konteks pada saat itu yang militer orba masih sangat kuat, sehingga syair-syair padang bulan dibuat segeneral mungkin, agar bisa difahami oleh semua golongan yang menginginkan Indonesia lebih baik lagi.
Nama padang bulan sendiri, diambil dari komunitas Masyarakat Padhang Bulan, milik Emha. Komunitas ini juga berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, rata-rata 10-15 kali per bulan bersama Gamelan Kiai Kanjeng, dan rata-rata 40-50 acara massal yang umumnya dilakukan di area luar gedung. Sementara Kiai Kanjeng adalah nama sekelompok alat musik tradisional yang turut mengiringi kesenian Emha saat berkeliling. Sehingga tidak heran, jika lagu padang bulan ini juga diiringi oleh Kiai Kanjeng.
Lagu padang bulan yang dinyanyikan oleh Franky Sahilatua dan syairnya di tulis oleh Emha Ainun Najib pada tahun 1995, merupakan lagu yang syarat akan kepentingan politis, lagu tersebut dibuat segeneral mungkin mengingat kondisi pada era 90-an masih bercokol kekuatan Orba yang militerisme. Agar lagu, penyanyi dan pencipta ditak dibredel oleh penguasa. Juga agar pesan tetap tersampaikan untuk mengajak semua lapisan masyarakat (aktifis) khusunya aktifis islam untuk bersatu padu bergerak menentang pemerintah Orba yang dzhalim, untuk perkembangan Islam serta Indonesia yang lebih baik.
Kemungkinan hasil analisis saya ini masih sangat subyektif, sehingga mohon maaf jika ada kesalahan penafsiran, karena manusia jauh dari kesempurnaan. Mungkin teman-teman yang menyempatkan membaca bisa menambahi untuk memperkaya wawasan saya pribadi tentang penafsiran dari lirik musik PADANG BULAN ini. Terima kasih..
Selesai...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI