"Jejak Spora di Tanah Kering" --- Kisah drh. Asa dan Analisis Risiko Anthrax
Pagi itu, embun belum sepenuhnya menguap ketika drh. Aza menerima panggilan dari seorang peternak di Desa Sumberjati. Seekor sapi jantan mati mendadak tanpa tanda-tanda sakit sebelumnya.
"Dok, tolong lihat sapi saya. Tadi malam masih sehat, sekarang sudah kaku," suara Pak Jono di ujung telepon terdengar panik.
Dengan tas lapangan di tangan dan masker di wajah, Asa segera meluncur. Ia tahu, kematian mendadak pada hewan ternak di daerah endemis bukan hal biasa. Di balik setiap kasus seperti itu, bisa tersembunyi ancaman besar --- spora anthrax yang tak terlihat tapi mematikan.
Saat tiba di kandang, dr. Asa menunduk memeriksa bangkai sapi.
Darah hitam kental keluar dari hidung dan mulut, tidak membeku. Ia langsung tahu apa yang mungkin sedang ia hadapi.
"Pak Jono, tolong jangan mendekat dulu," ucapnya pelan tapi tegas.
Ia mengambil buku catatan dan menulis:
Kemungkinan besar: Bacillus anthracis --- penyebab anthrax.
Ia tahu bakteri ini bukan sembarang bakteri. Dalam bentuk spora, ia bisa bertahan bertahun-tahun di tanah, menunggu satu celah kecil untuk menyerang lagi.