Lihat ke Halaman Asli

Julianda Boang Manalu

TERVERIFIKASI

ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Mak Lampir Tak Pernah Mati: Warisan Horor Farida Pasha dalam Misteri Gunung Merapi

Diperbarui: 25 April 2025   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Design By AI. Dok. Pribadi

Mak Lampir Tak Pernah Mati: Warisan Horor Farida Pasha dalam Misteri Gunung Merapi

Oleh: Julianda BM

Bayangkan suara tawa melengking yang tiba-tiba terdengar dari televisi rumah: "Hyaaa ha ha ha haaa!"---disusul mantra misterius dan kabut pekat Gunung Merapi yang menyelimuti layar. Bagi generasi 90-an hingga awal 2000-an, itu bukan sekadar tontonan sore hari. Itu adalah panggilan dari dunia gaib yang dikendalikan oleh satu nama: Mak Lampir.

Dan di balik sosok menakutkan yang begitu melekat dalam ingatan itu, berdirilah seorang Kartini Sinema Indonesia: Farida Pasha. Ia bukan hanya memerankan tokoh Mak Lampir, tapi menjadikan karakter tersebut abadi dalam budaya pop Indonesia.

Legenda dari Layar Kaca

Misteri Gunung Merapi, tayang sejak 1998, adalah sinetron kolosal bergenre mistik yang mengangkat kisah rakyat dari daerah Jawa Tengah. Ceritanya sederhana: tentang pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, dengan latar dunia yang penuh ilmu hitam, silat, dan dendam masa lalu. Tapi sinetron ini meledak menjadi fenomena karena satu faktor: Mak Lampir, sang antagonis utama.

Farida Pasha memerankan karakter ini dengan totalitas luar biasa. Suara seraknya, sorot mata tajamnya, gerak-geriknya yang teatrikal namun tetap mengancam---semuanya menjadikan Mak Lampir bukan sekadar tokoh jahat, tapi sebuah simbol. Ia adalah simbol ketakutan, namun juga kekaguman. Sosok perempuan yang memiliki kuasa besar, berani melawan, meski berada di sisi "gelap".

Farida Pasha: Kartini Sinema di Dunia Mistis

Dalam dunia sinetron yang sering kali didominasi tokoh perempuan baik hati atau tokoh ibu, Farida Pasha hadir dengan energi berbeda. Ia menjungkirbalikkan stereotip perempuan di layar kaca---bahwa kekuatan, keberanian, dan dominasi bukan hanya milik laki-laki. Dalam wujud Mak Lampir, ia menjadi simbol kekuatan perempuan yang tak terkekang.

Perannya tidak hanya ditakuti anak-anak, tapi juga dikagumi orang dewasa. Banyak yang meniru tawanya, menjadikan karakter Mak Lampir sebagai meme, bahkan mengenang dialog-dialog ikoniknya dalam berbagai forum nostalgia. Saat Farida Pasha wafat pada 16 Januari 2021, media dan netizen serempak mengenangnya dengan rasa kehilangan yang dalam.

Warisan Tak Tergantikan

Misteri Gunung Merapi bukan sekadar sinetron. Ia adalah warisan budaya populer yang merepresentasikan kecintaan masyarakat pada cerita rakyat, mistik lokal, dan pahlawan-pahlawan fiktif dengan akar tradisi. Sosok Farida Pasha sebagai Mak Lampir adalah pusat dari semuanya. Ia tak tergantikan.

Kini, meski Farida Pasha telah tiada, warisannya terus hidup. Video-video Mak Lampir masih ramai ditonton di YouTube. Dialognya masih menjadi candaan di media sosial. Dan yang paling penting: ia masih membuat orang merasa sedikit merinding setiap kali mendengar tawa khas itu.

Kartini Sinema yang Terus Menyala

Mengenang Farida Pasha bukan hanya mengenang sosok aktris, tapi mengenang sebuah era dalam sinema televisi Indonesia. Era ketika karakter bisa begitu kuat hingga melekat selama puluhan tahun. Ketika sinetron bisa menyatukan keluarga setiap malam. Ketika perempuan bisa menjadi pusat kekuatan, bahkan dalam wujud "makhluk" yang ditakuti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline