Mohon tunggu...
Kenji jeremy yusuf
Kenji jeremy yusuf Mohon Tunggu... pelajar sekolah

Perkenalkan saya Kenji jeremy yusuf. Saya adalah pelajar di Kolese Kanisius Jakarta. Hobi saya adalah badminton dan bermain game.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Semangat Magis Generasi Muda dalam CC Cup XL 2025

1 Oktober 2025   20:23 Diperbarui: 1 Oktober 2025   20:23 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Fun Climb CC Cup XL 2025 (Sumber: Dokpri)

Anak muda hari ini tidak lagi puas hanya menjadi penonton. Mereka berani tampil sebagai pemain utama, baik di jalanan melalui gerakan sosial maupun di arena olahraga seperti Canisius College Cup XL 2025. Keduanya menjadi ruang pembentukan karakter yang meneguhkan bahwa generasi muda siap menjadi motor perubahan bagi bangsa.

Belakangan ini, lanskap sosial dan politik Indonesia menyaksikan sebuah pergeseran yang signifikan. Anak muda Indonesia tidak lagi puas hanya menjadi penonton di pinggir lapangan sejarah. Mereka telah mengambil peran sebagai pemain kunci, berani menyuarakan tuntutan akan keadilan, transparansi, dan masa depan bangsa yang lebih baik. Gerakan "17+8 Demands" adalah bukti nyata dari keberanian kolektif ini. Peristiwa tersebut menegaskan bahwa energi, idealisme, dan daya juang generasi muda kini diarahkan pada usaha memperjuangkan perubahan struktural di ruang publik. Ini adalah momentum ketika idealisme diuji, komitmen ditempa, dan karakter kebangsaan dipertaruhkan.

Gerakan 17+8 Demands juga menunjukkan betapa seriusnya anak muda hari ini dalam menata masa depan bangsa. Mereka tidak hanya menyampaikan aspirasi, tetapi juga merumuskan langkah konkret untuk perubahan. Dari jalanan hingga ruang digital, suara mereka menggemakan semangat transparansi, akuntabilitas, dan kepedulian sosial. Fenomena ini sekaligus membuktikan bahwa karakter yang ditempa melalui pengalaman kolektif, seperti keberanian, kedisiplinan, dan kolaborasi, adalah fondasi yang relevan untuk membangun Indonesia yang lebih adil.

Dalam semangat yang sama, Canisius College Cup XL 2025 (CC Cup) hadir bukan sekadar sebagai pesta olahraga tahunan. Dengan lebih dari 200 sekolah peserta dan 500 panitia, CC Cup menjadi kawah candradimuka tempat anak muda belajar membangun karakter, seperti disiplin, daya juang, sportivitas, dan kolaborasi. Apa yang tampak di lapangan pertandingan ataupun di balik panggung penyelenggaraan sejatinya selaras dengan nilai-nilai yang juga sedang diperjuangkan anak muda di ruang publik yang lebih luas.

CC Cup mengajarkan bahwa sportivitas, kolaborasi, dan daya juang bukan hanya berlaku di arena pertandingan, tetapi juga menjadi hal penting ketika anak muda terlibat dalam kehidupan bermasyarakat. Sama halnya dengan gerakan sosial yang mereka ikuti, nilai-nilai yang ditempa di arena olahraga dapat menjadi dasar perjuangan untuk membangun bangsa yang lebih adil dan demokratis.

CC Cup: Lebih dari Sekadar Pertandingan

Sebagai panitia di divisi cubing competition, saya mendapat tanggung jawab sebagai scrambler, yakni mengacak rubik cube agar peserta bisa memecahkannya secara adil. Jika dilihat sekilas, pekerjaan ini terlihat sederhana. Namun, ada nilai kedisiplinan dan ketelitian yang harus dijaga. Dari pengalaman saya menjadi scrambler, saya belajar bahwa kejujuran dan tanggung jawab adalah hal penting dalam setiap langkah kecil yang saya kerjakan.

Selain menjadi panitia, saya juga mengikuti kegiatan sebagai peserta di cabang olahraga badminton. Di sinilah saya merasakan bagaimana arena pertandingan sungguh menjadi ruang ujian mental. Sayangnya, tim kami harus terhenti sejak babak pertama. Rasa kecewa muncul karena saya tidak akan memiliki kesempatan untuk bertanding lagi di ajang CC Cup berikutnya. Namun, dari pengalaman itu saya menemukan makna baru bahwa kekalahan bukanlah akhir, melainkan awal dari pembelajaran yang lebih besar.

Kemenangan sejati tidak selalu ada di papan skor, tetapi dalam keberanian menghadapi kenyataan, termasuk saat kalah.

Kekalahan di babak awal badminton justru menjadi bahan refleksi berharga. Saya menyadari bahwa "semangat magis", yaitu keinginan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, bukanlah sesuatu yang instan. Semangat ini ditempa lewat kegagalan yang menyakitkan dan menjadikannya bahan bakar untuk mencoba lagi di kesempatan berikutnya. Dalam hidup berbangsa dan bernegara, perjuangan untuk mencapai masyarakat yang lebih adil juga tidak akan instan. Ia akan penuh dengan kegagalan, kemunduran, dan kekecewaan. Namun daya juang untuk terus mencoba dan bangkit adalah kunci. CC Cup mengajarkan kami untuk tidak menyerah pada tantangan pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun