Anak-anak menjadi pusat keceriaan. Mereka mengikuti berbagai lomba seperti makan kerupuk, estafet tepung, meniup gelas plastic dan lomba seru lainnya dengan antusias yang tak terbendung. Hadiahnya sederhana tetapi senyum dan sorak gembira sudah cukup membayar semua usaha panitia. Sorakan warga yang menonton menjadi penyemangat dan menciptakan suasana hangat yang sulit ditemukan di ruang-ruang perayaan formal.
Mahasiswa KKN berperan aktif sejak persiapan hingga pelaksanaan. Mereka tidak hanya menjadi panitia, tetapi juga teman bermain sekaligus penggerak suasana. Bersama relawan Satu Amal Indonesia, mereka menghias lokasi acara, menyiapkan perlengkapan lomba, dan mengajak masyarakat turut serta. Kolaborasi ini menghadirkan warna baru, semangat muda bertemu dengan pengalaman sosial yang matang.
Relawan Satu Amal Indonesia sejak lama dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Namun keterlibatan mahasiswa dalam perayaan kali ini memberikan energi tambahan. Gotong royong, berbagi tugas, dan komunikasi lintas komunitas menunjukkan bahwa kerja sosial bisa berjalan lebih efektif ketika melibatkan banyak unsur.
Bagi mahasiswa, kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran nyata. Mereka tidak hanya mengamati, tetapi terjun langsung merasakan bagaimana masyarakat merayakan kemerdekaan dengan segala keterbatasan. Nilai-nilai seperti toleransi, kepedulian, dan solidaritas hadir tanpa perlu dikemas secara teoretis.
Salah satu peserta KKN, Nabila Yaurani Lintang, menyampaikan kesannya: "Kemeriahan ini bukan hanya sekadar untuk hari ini, melainkan akan dikenang dan menjadi cerita membahagiakan baik untuk anak-anak Cerita Kolong Langit dan warga sekitar." Ungkapan ini mencerminkan bagaimana perayaan sederhana mampu meninggalkan jejak mendalam, bukan hanya bagi peserta, tetapi juga masyarakat yang terlibat.
Masyarakat pun merasakan manfaat dari kehadiran mahasiswa dan relawan. Mereka merasa diperhatikan, dihargai, dan disertakan. Perayaan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga mempererat hubungan sosial antarwarga. Di sela riuhnya lomba, tumbuh rasa memiliki dan kebersamaan yang menjadi esensi dari merdeka.
Melalui kegiatan ini, semangat 17 Agustus menemukan bentuk baru yang sederhana namun bermakna. Di bawah kolong langit, merah putih tidak hanya berkibar sebagai simbol negara, melainkan sebagai cermin bahwa kemerdekaan bisa dihidupkan oleh siapa saja, di mana saja, dan dengan cara yang paling membumi. Cerita ini membuktikan bahwa tak perlu panggung besar untuk menyalakan semangat bangsa, cukup hati yang peduli dan tangan yang mau bergerak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI