Lihat ke Halaman Asli

Etika Bergaul Dengan Sesama

Diperbarui: 3 Februari 2025   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai makhluk sosial sejak zaman dulu, manusia tidak dapat hidup sendiri. Ia berkebutuhan kepada yang lain, lebih-lebih kepada sesama manusia. Baik kebutuhan yang sifatnya sederhana hingga yang rumit-rumit.

Dalam berhubungan dengan sesama, banyak kaidah yang bisa di pakai. Misalnya, jika tidak ingin diganggu maka jangan mengganggu. Jika tidak ingin disakiti maka jangan menyakiti. Jika tidak ingin dilukai maka jangan melukai. Dan masih banyak lagi.

Dari sekian banyak rumus yang ada penulis teringat sebuah ungkapan bijak bestari dari Imam Ali bin Abi Thalib, yang sering dikutip Gus Baha. Ungkapan ini cocok bagi siapapun, sebagai kaidah dalam pergaulan dengan sesama.

Pertama, berbuat baiklah kepada siapapun maka kamu akan menjadi pemimpinnya. Maknanya, seseorang yang berbuat baik pasti ia akan mendapat balasan kebaikan. Bahkan seseorang yang mendapat kebaikan, akan membalas. Sebab manusia adalah budaknya kebaikan. Semangatnya adalah membalas kebaikan kepada orang lain, atau setidaknya merasa berhutang jasa.

Kedua, jangan butuh kepada siapapun niscaya kamu sepadan dengannya. Maksudnya, jika seseorang sudah merasa cukup dengan dirinya sendiri, tidak sering meminta bantuan kepada orang lain dalam bentuk apapun ia akan selalu sepadan dengan orang lain. Lain halnya jika seseorang seringkali minta bantuan, utang misalnya. Ia akan merasa malu atau lebih rendah setidaknya dari orang yang memberi piutang.

Ketiga, butuh lah dengan siapapun kamu akan menjadi tawanannya. Orang yang senantiasa memerlukan kehadiran orang lain, mendambakan bantuannya, mendesak untuk dicukupi orang lain atas kebutuhannya maka ia akan menjadi tawanan orang tersebut. Minimal ia akan merasa hutang jasa, hutang budi, bahkan hingga pinjaman uang. Maka orang seperti ini akan terus dalam bayangan orang lain. Ia dalam kendali orang lain.

Tiga rumusan etika bergaul menurut Imam Ali, di atas patut diperhatikan. Sebab, hidup bersama banyak orang tidak selalu gampang. Kadang kita tidak meminta bantuan merasa sudah bisa sendiri--sombong. Sering-sering minta bantuan dikira tidak mandiri.

Hidup memang sulit. Kalau gak mau sulit jangan hidup. Demikian menurut para bijak bestari. 

Wallahu A'lam Bisshawa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline