Lihat ke Halaman Asli

Kris Banarto

TERVERIFIKASI

Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Kiat Menghadapi Krisis, Saat Penghasilan Menipis

Diperbarui: 17 Januari 2021   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetap bertahan di tengah krisis dengan menerapkan hidup bijaksana | Foto: Nathan Cowley dari Pexels

"Bila kita mencari uang, kita akan dipaksa mengupayakan pelayanan yang terbaik. Tetapi jika kita mengutamakan pelayanan yang baik, maka kitalah yang akan dicari uang" -Mario Teguh.

Demikian quote Mario Teguh motivator kondang yang telah menginspirasi banyak orang, penulis setuju dengan pendapat itu, bila kita mencari uang maka kita dipaksa untuk mengupayakan (berusaha) melayani dengan baik, sebaliknya kalau kita mengutamakan (menjadikan yang lebih penting) pelayanan, maka kitalah yang akan dicari uang.

Singkatnya kalau kita mengejar uang, maka uang itu akan lari, tetapi kalau kita bekerja dengan baik sebagai fokus hidup kita, maka uang akan mengejar kita. 

Uang begitu obyektif dan punya independen ia mau ke mana saja tanpa diskriminasi, ia akan menghampiri orang yang mau bekerja keras dan jujur, sebaliknya ia akan berpaling pada orang yang malas dan tidak jujur.

Ia juga menurut akan di kemanakan dan tidak akan protes ketika si pemilik menghambur-hamburkan uang, ia akan menurut kalau disimpan di kantor bank entah berapa pun lamanya. 

Uang bisa mempererat persahabatan, namun uang juga dapat menjadi pemicu permusuhan, bahkan hanya karena faktor ini orang bisa tega menghabisi sesama.

Di tengah-tengah krisis tahun 2020 ini tidak sedikit orang yang dibuat pening, bagi karyawan harus menerima kenyataan gaji di potong, bekerja secara shift dan dibayar secara proporsional, di PHK bahkan di rumah-kan tanpa kompensasi dari perusahaan. 

Para pengusaha harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar cicilan bank dan merestrukturisasi pinjaman karena pemasukan turun drastis.

Di dalam realitas kehidupan badai krisis itu akan selalu ada entah faktor alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, tsunami atau krisis ekonomi, keamanan, konflik sosial, kekacauan politik, dan seperti saat ini krisis karena faktor kesehatan yang merembet ke krisis ekonomi. 

Hanya saja waktunya yang kita tidak dapat diprediksi apakah krisis bisa cepat atau lambat, ataukah mungkin ada semacam siklus yang beraturan.

Manakala kita sedang mengalami krisis seperti ini kita menjadi sadar dan bertanya "mengapa saya tidak menabung?", "mengapa saya dulu pinjam uang di bank?" Dan sebagainya, nasi sudah menjadi bubur, yang ada bagaimana kita dapat keluar dari belenggu krisis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline