Lihat ke Halaman Asli

KKN Sumbersuko Wagir

Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Mahasiswa UNIKAMA Ciptakan Terobosan Baru : Sulap Limbah Kulit Kopi dan Limbah Serbuk Kayu Jadi Produk Bernilai Ekonomi

Diperbarui: 8 September 2025   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Warga Dusun Glagah Ombo Saat Sosialisasi

MALANG - Sebuah inovasi menarik lahir dari tangan-tangan kreatif mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) yang sedang menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumbersuko. Limbah kulit kopi yang selama ini hanya berakhir sebagai pakan ternak dan limbah serbuk kayu yang biasanya dibuang atau dibakar, kini disulap menjadi beragam produk konsumsi dan bahan bakar alternatif yang bernilai ekonomi tinggi.

Program kerja "Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi dan Limbah Serbuk Kayu" ini bertujuan sebagai bentuk inovasi pengelolaan limbah yang diubah menjadi sebuah produk konsumsi dan energi alternatif. Inovasi ini melibatkan para petani kopi dan pengrajin kayu di Dusun Glagah Ombo sebagai sasaran utama untuk mengembangkan produk ini. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan bisa menjadi sebuah produk unggulan dari Desa Sumbersuko (Tim KKN UNIKAMA, 2025).

Dusun Glagah Ombo merupakan dusun yang masyarakatnya sebagian besar menjadi petani penghasil jeruk dan kopi. Selain itu, terdapat juga beberapa pengrajin kayu yang mengolah kayu menjadi berbagai produk furniture dan ukiran. Kopi yang dihasilkan rata-rata hanya diproduksi sampai pada tahap pengeringan dan dijual dalam bentuk biji kopi kering siap sangrai. Namun dibalik proses itu, kulit kopi yang tidak terjual akan menjadi limbah yang biasanya hanya dipakai untuk pakan ternak dan pupuk tanaman (Cak Dol & Pakdhe Irwan, 2025).

"Selama ini kulit kopi hanya kami manfaatkan untuk pakan kambing dan pupuk tanaman. Padahal jumlahnya sangat banyak dan seringkali menumpuk begitu saja," ungkap Pak Padi (57),salah seorang petani kopi di Dusun Glagah Ombo (Wawancara Pak Padi, 2025).

Hal serupa juga dialami oleh para pengrajin kayu. Limbah serbuk kayu dari proses pengerjaan furniture dan ukiran selama ini hanya menjadi masalah. 

"Serbuk kayu dari hasil serutan dan gergajian biasanya kami bakar atau buang ke sungai. Tidak tahu ternyata bisa dimanfaatkan jadi sesuatu yang berguna," kata Pakdhe Wan (48), salah seorang pengrajin kayu di desa yang sama (Wawancara Pakdhe Wan, 2025).

Dua Inovasi Sekaligus untuk Desa : Melihat potensi besar dari kedua jenis limbah tersebut, mahasiswa KKN UNIKAMA mengembangkan dua program inovasi sekaligus yang saling melengkapi untuk mengatasi permasalahan limbah di desa.

Program pertama fokus pada pengolahan limbah kulit kopi menjadi berbagai produk konsumsi. Tim mahasiswa berhasil mengembangkan dua varian produk utama:

Minuman Herbal Kulit Kopi - Produk minuman herbal yang memiliki cita rasa unik dengan aroma kopi yang khas. Berdasarkan uji laboratorium, produk ini mengandung antioksidan tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan (Putri, 2025).

Program kedua mengolah limbah serbuk kayu menjadi BRIKET sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan. "Kami menggunakan teknologi sederhana dengan tepung kanji sebagai bahan perekat alami, jadi briketnya ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan," ungkap Fauzi, Shema dan Dea, mahasiswa  yang memimpin tim pengembangan briket (Mahasiswa Unikama, 2025).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline