Pengantar
Di berbagai belahan dunia, anak muda kerap dikabarkan turun ke jalan, menyuarakan protes, bahkan terlibat dalam kerusuhan yang meninggalkan luka panjang. Nepal, misalnya, baru saja diguncang aksi massa besar yang dipimpin generasi muda dan berujung pada pengunduran diri perdana menteri Rifai. Peristiwa itu menunjukkan betapa kuat energi kaum muda ketika tidak tersalurkan pada ruang yang tepat. Namun, di Jakarta, tepatnya di Kolese Kanisius Menteng Raya 64, energi serupa dialirkan dalam bentuk yang berbeda di Canisius College Cup XL 2025.
Ajang tahunan ini menghadirkan potret anak muda yang penuh semangat, bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk membangun. Di sini, mereka belajar berjuang, berkompetisi, bersahabat, dan merasakan kemenangan yang jauh lebih indah daripada sekadar piala kemenangan atas diri sendiri.
Isi
Saya terlibat langsung dalam perhelatan ini sebagai panitia catur. Selama empat hari, saya bersama teman-teman panitia bergulat dengan segala macam persiapan teknis: memindahkan meja, menyusun papan, memastikan jam digital berfungsi dengan baik. Rasa lelah memang ada, tapi kebersamaan membuat semuanya terasa ringan. Ada rasa bangga yang tumbuh, karena saya tahu bahwa apa yang kami kerjakan adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar: menghadirkan pengalaman berharga bagi peserta peserta (24 Peserta SMA).
Ketika pertandingan dimulai, suasana yang tercipta sungguh luar biasa. Catur, yang sering dianggap sebagai permainan sunyi, justru menampilkan drama yang hidup. Saya melihat para peserta berpikir keras, merancang strategi, namun tetap saling menghormati. Setelah pertandingan, mereka tersenyum, berjabat tangan, dan sering kali membahas kembali langkah-langkah yang sudah dimainkan. Dari situ saya belajar bahwa kompetisi yang sehat justru bisa melahirkan persahabatan.
Bagi saya, momen yang paling mengesankan adalah ketika adik saya ikut bertanding. Ia hanya mengumpulkan tiga poin, tetapi semangatnya tidak padam sedikit pun. Bahkan, ia pulang dengan wajah penuh kebahagiaan karena berhasil menjalin persahabatan dengan hampir semua peserta. Sekitar dua puluh orang yang ia temui bukan hanya lawan main, tetapi teman baru. Mereka dengan indah bertukar kontak, saling menyimpan nomor, lalu mengobrol dengan riang. Lebih dari itu, mereka berjanji untuk datang kembali tahun depan, seolah CC Cup telah menjadi titik temu yang tak ingin mereka lewatkan.
Inilah yang membuat saya tersadar, bahwa CC Cup bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi ruang pembentukan karakter. Anak muda belajar tentang daya juang atau magis, yakni dorongan untuk selalu menjadi lebih baik. Mereka yang kalah belajar untuk tetap tersenyum dan bangkit, sedangkan yang menang belajar untuk rendah hati dan menghargai setiap proses. Semua itu adalah pelajaran hidup yang jauh lebih berharga daripada trofi yang mereka bawa pulang.
Jika kita membandingkan dengan situasi global, mudah terlihat perbedaannya. Di luar negeri, anak muda sering kali terjebak dalam lingkaran frustrasi politik dan sosial. Mereka mengerahkan energinya untuk melawan, tetapi kadang tanpa arah yang jelas. Di CC Cup, energi yang sama disalurkan melalui olahraga, seni, dan kompetisi intelektual. Hasilnya bukan kehancuran, melainkan persahabatan lintas sekolah, bahkan lintas latar belakang dan nilai.
Pada hari puncak, ketika 214 sekolah SMP dan SMA berkumpul, suasana yang tercipta begitu hangat. Teriakan semangat terdengar di berbagai sudut lapangan, sorak sorai mewarnai pertandingan, tetapi tidak ada kebencian. Kekalahan tidak melahirkan dendam, dan kemenangan tidak melahirkan kesombongan. Semua bergandeng tangan, saling mendukung, saling menghargai. Di situlah saya melihat bahwa generasi muda sejatinya mampu menjadi jembatan persatuan, bukan jurang perpecahan.
Lebih jauh, pengalaman ini memberi pesan penting bagi bangsa Indonesia. Di tengah tantangan intoleransi, polarisasi politik, dan krisis kepercayaan, kita memerlukan ruang-ruang perjumpaan positif yang membangun karakter. CC Cup adalah salah satunya. Ia mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk berseteru, melainkan kesempatan untuk saling belajar dan bertumbuh bersama.