Mohon tunggu...
Clement WilkinsonCharlie
Clement WilkinsonCharlie Mohon Tunggu... Seorang siswa

Berusaha menjadi lebih baik dari hari ini. Menerima kritik dan saran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lebih Dari Sekadar Piala, Pelajaran Hidup di Balik CC CUP 2025

6 Oktober 2025   00:20 Diperbarui: 6 Oktober 2025   00:20 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi - Pemain Kanisius sedang berjuang untuk menyamakan kedudukan, menunjukkan pantang menyerah para pemain

     Gemuruh sorak-sorai dari ratusan siswa memenuhi tempat kosong di sekitar lapangan utama Canisius College. Sebagai panitia yang terlibat langsung dalam CC Cup XL 2025, saya menyaksikan sendiri bagaimana event ini telah menjelma menjadi lebih dari sekadar kompetisi olahraga biasa. Ini adalah ruang pembelajaran nyata dimana karakter generasi muda ditempa melalui dinamika persaingan sehat, kerja sama, dan perjuangan mengatasi keterbatasan.

     Pembentukan karakter tidak hanya terjadi dalam pembelajaran di dalam kelas. Dengan ruangan yang kecil dan nyaman, tidak mungkin karakter generasi muda dapat diubah secara eksplisit. Namun, pembentukan karakter secara eksplisit dapat terjadi dalam acara sekolah, seperti CC CUP.

     CC CUP adalah acara sekolah yang diselenggarakan oleh SMA Kolese Kanisius Jakarta, meliputi lomba akademik dan lomba non akademik. Acara ini diikuti oleh lebih dari 200 sekolah. Banyak siswa atau siswi yang mengikuti acara ini untuk mendapatkan pengalaman bertanding dan bertujuan menjadi juara. 

     Selama berlangsungnya CC Cup, saya bertugas sebagai panitia cubing yang bekerja hanya 2 hari, yaitu Sabtu dan Minggu. Dengan sisa waktu yang tersisa, saya menggunakannya untuk menonton pertandingan voli, mini soccer, dan basket. Dari luangnya waktu ini, saya memiliki kesempatan langka untuk menyaksikan langsung momen-momen transformasi karakter yang terjadi di luar ruangan belajar. Terdapat dua peristiwa khusus yang meninggalkan bekas mendalam dan pembentukan karakter secara eksplisit ke arah yang lebih baik. 

     Dari keadaan tertekan dan frustasi, tetapi kembali dengan sebuah kemenangan. Hanya mental magis yang dapat mengubah kekalahan menjadi kemenangan.

     Peristiwa pertama terjadi di babak semifinal basket tingkat SMP. Tim A SMP Kolese Kanisius, sekolah yang 3 tahun terakhir di bawah bayang-bayang Jubilee dalam perebutan champion DBL, bertanding dengan SMP Jubilee, sekolah yang akhir-akhir ini menjadi langganan finalis DBL Championship. Terjadi pertandingan sengit antara kedua tim yang sama-sama bertekad maju ke final. 

     Saya melihat bagaimana coaches dan pemain dari SMP Kolese Kanisius berhasil mengalahkan juara bertahan, SMP Jubilee Jakarta. Sebuah mentalitas comeback yang tercipta dari momentum berhasil digunakan dengan baik oleh SMP Kanisius Jakarta.

     Dari awal permainan, SMP Kolese Kanisius selalu ditekan oleh lawannya. Pemain bintang Kanisius, seorang siswa kelas VIII, bernama Jacob telah dijaga ketat oleh 2 pemain Jubilee Jakarta. Tidak ada kesempatan untuk menyerang sama sekali dari Jacob. 

     Pemain Kanisius selalu frustasi begitu menusuk pertahanan Jubilee Jakarta. Amunisi yang dimiliki Kanisius selalu terasa berkurang karena ketidakhadiran dari Jacob. Banyak juga pemain Kanisius yang mengalami krisis kepercayaan diri setelah melakukan beberapa kesalahan. Wajahnya memerah, tangannya gemetar, dan sorot matanya mulai tidak fokus.

     Namun yang terjadi selanjutnya sungguh di luar dugaan. Pelatih memanggil timeout dan memberikan wejangan sederhana. Jacob juga tidak luput diberikan nasehat dari pelatih. Di kuarter 3, Kanisius seperti diberikan sihir misterius. Semua pemain berada dalam kondisi terbaiknya, membawa bola dengan tenang, merebut bola dengan bersih, dan defence dengan baik. Jacob juga berhasil keluar dari tekanan pemain Jubilee, serta memberikan kontribusi assist dan point kepada Kanisius. Performa ini membawa mereka menuju kemenangan tipis melawan SMP Jubilee jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun