Mohon tunggu...
Zaidan Azmi M
Zaidan Azmi M Mohon Tunggu... mahasiswa

tetap belajar walau gabisa

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Polimik "Sound Horeg" Untuk Masyarakat

6 Oktober 2025   00:22 Diperbarui: 6 Oktober 2025   00:33 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Aurora Horeg"Festival seni musik 

               Dibalik dentuman bass yang menggelegar, ada banyak cerita hangat dalam event ini. Halo viewer's di awal bulan Oktober ini banyak event termasuk dari event pentas seni wayang, dagelan hingga musik. Bertepatan pada 5 Oktober 2025 di Desa Landung Sari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang mengadakan festival seni suara alias "Sound Horeg". Artikel ini penulis hanya menuangkan opini karena saya juga berpartisipasi dalam acara tersebut hanya untuk sekedar mencari hiburan kurang lebih dari 3 jam an di waktu setempat. Acara festival ini diselenggarakan dua hari, pada hari Sabtu dan Minggu dan puncak nya ada dihari Minggu sedangkan hari Sabtu hanya cek sound di Terminal Landung Sari.

               Acara musik ini diantusiasi oleh beberapa kalangan dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan lansia. Namun ada beberapa opini yang muncul ketika saya melihat acara ini, disituasi yang sangat ramai dan horeg, dancer berjoget ria agar perform nya dapat dilihat oleh pengungjung dan juga panitia yang menilai, namun ada dancer yang masih anak anak dengan lihainya berjoget dengan teman-teman nya, yang jadi pertanyaanya adalah apakah anak tersebut besok tidak sekolah karena bertepatan pada hari Minggu dan esok nya hari Senin. Banyak juga kejanggalan jika diamati seperti minuman keras yang dikonsumsi oleh dancer pria sehingga sangat teler jika dilihat dari mata dan bopongan temanya yang membantu temanya untuk agar bisa tetap berdiri tegak.

               Kombinasi lampu yang sangat eksotis dan juga sound yang dalam tanda kutip "gerr" juga mempercantik penampilan truck yang mengangkut sound dan beberapa lighting atau lampu sokle yang kece hingga banyak rumah dan kios juga ikut bergoyang karena dampak sound yang terlalu kencang. Banyak warga menonton dan mendengarkan alunan musik full bass pada malam hari itu, selain itu arus lalu lintas juga dialihkan karena track festival yang begitu panjang juga berdampak, sehingga banyak masyarakat mengambil jalan lain agar tidak dibelakang sound horeg.

               Pedagang kecil juga ikut meramaikan acara tersebut namun bukan untuk menikmati sound yang "gerr" tersebut tetapi mencari sebongkah "cuan" karena diacara juga banyak masyarakat yang hadir, dengan membeli makanan dipedagang dan yang paling lucu saat pengamatan disekitar adalah rata rata rumah yang dilewati oleh festival musik tersebut sudah diisolasi pada bagian kaca, ntah itu berpengaruh pada peredaman bass yang kencang atau hanya sugesti karena isolasi tersebut menekan kaca sehingga kaca tidak mudah pecah. Namun ada yang terlewat dari kaca yang diisolasi itu adalah genteng yang rontok karena getaran, mungkin karena lupa diisolasi sebelum acara dimulai. HAHAHA

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun