Lihat ke Halaman Asli

Iksan fathur rohman

Mahasiswa biasa

Kematian makna pertemanan di era koneksi instan

Diperbarui: 14 Agustus 2025   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (ngopi di sasuga coffe (Sumber: kkn orda mitra pemda anggalarang ))

Menuju Mahasiswa Tingkat Akhir: Antara Pertemanan, Kepentingan, dan Simulasi Sosial

Kating kita sering bilang, di akhir masa kuliah kita akan mengalami momen kehilangan teman. Ada yang menjauh, ada yang tiba-tiba menghilang, ada pula yang hadir hanya ketika butuh. Awalnya, ku kira ini hanya sekadar mitos kampus. Nyatanya, semakin dekat menuju garis akhir, malah mulai terasa.

Dalam fakta sosial yang kian cair, konsep pertemanan mengalami reduksi makna yang mengkhawatirkan. Jika Aristoteles membedakan philia (persahabatan sejati) dari symbiosis (relasi kepentingan), zaman now melahirkan spesies baru: homo opportunis manusia yang memandang hubungan sosial sebagai portofolio investasi emosional.

Manusia, adalah zoon politikon makhluk sosial yang saling membutuhkan. Tapi, pertanyaannya: apakah "saling membutuhkan" itu lahir dari ketulusan, atau sekadar bentuk materialisme dan pragmatisme hubungan?

Persahabatan yang Mencair

Di tengah arus sosial yang kian cair, makna pertemanan mengalami reduksi yang mengkhawatirkan. Aristoteles dulu membedakan philia persahabatan sejati yang didasari penghargaan tulus dengan symbiosis yang berlandaskan kepentingan. Kini, zaman melahirkan homo opportunis: manusia yang memandang hubungan sosial sebagai portofolio investasi emosional.

 kapitalisasi relasi

Zygmunt Bauman menyebutnya liquid friendship pertemanan yang mudah dibentuk, namun cepat menguap. Nilai seseorang tidak lagi diukur dari siapa dia, melainkan seberapa besar manfaatnya bagi kita.

 kapitalisasi intersubjektivitas

 Jurgen Habermas  menyebut ini sebagai krisis intersubjektivitas. Komunikasi yang seharusnya mencari pengertian bersama (verstandigung) bergeser menjadi aksi strategis (strategisches handeln) demi kepentingan pribadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline