Hobi klasik yang bukan hanya bernilai materi, tapi juga menyimpan jejak perjalanan bangsa
Di tengah maraknya hobi modern seperti fotografi, traveling, atau koleksi barang-barang branded, ada satu hobi klasik yang kini perlahan dilupakan orang: mengoleksi uang kuno. Padahal, hobi ini bukan sekadar mengumpulkan benda mati, tetapi juga menyimpan sepotong sejarah yang tak ternilai harganya.
Awalnya saya mulai mengoleksi uang kertas, maupun koin sejak kami meninggalkan Pasar Tanah Kongsi, sebagai kenangan bahwa dulu, sekeping uang logam sangat berarti bagi kami. Jadi berarti sudah lebih dari setengah abad yang lalu
Untuk menjadi seorang kolektor yang baik, tentu ada banyak hal yang perlu dipelajari. Namun bagi kolektor amatiran, cukup memahami istilah-istilah dasar saja sudah bisa menjadi langkah awal yang menyenangkan. Setidaknya, kita bisa memperkaya khazanah pengetahuan tentang dunia numismatik—ilmu yang mempelajari uang dan mata uang.
Saat ini, informasi tentang koleksi uang kuno mudah sekali ditemukan. Cukup mengetik kata kunci di Google, berbagai penjelasan rinci tentang tata cara mengoleksi uang lama tersedia. Meski demikian, pengalaman langsung memegang dan mengamati uang kuno tetap memberikan sensasi berbeda yang tidak bisa tergantikan.
Nilai dari uang lama bukan hanya ditentukan oleh “usia”-nya. Ada tiga faktor penting yang memengaruhi: keunikan desain, kondisi fisik, dan tentu saja kelangkaan. Semakin langka dan terawat uang tersebut, semakin tinggi pula nilai koleksinya.
Istilah Penting dalam Koleksi Uang Kuno
Uncirculated (UNC)
Uang dalam kondisi sempurna, belum pernah digunakan sama sekali. Tidak ada lipatan, tidak ada noda, dan permukaan kertas tampak berkilau.
Extremely Fine (EF/XF)
Uang sudah sempat beredar, tetapi kondisinya masih sangat baik. Mungkin ada bekas lipatan halus, tetapi tidak merusak keutuhan desain.