Bicara soal masa depan, saya jadi ingat dua hal yang sering disarankan orang-orang bijak: investasi dan kontribusi.
Yang satu bicara cuan, yang satu bicara makna. Keduanya penting, apalagi buat kita, para ASN yang masa pensiunnya sudah mulai kelihatan di ujung kalender hidup.
Saya pun mulai berpikir: Bisa enggak sih kita menyatukan keduanya? Mempersiapkan masa depan yang tetap produktif secara finansial, tapi juga penuh manfaat buat orang lain?
Jawabannya ternyata: bisa banget. Tapi harus dimulai sekarang.
Dari Emas Fisik ke Emas Nilai Diri
Kalau bicara emas, mungkin yang terlintas pertama adalah investasi logam mulia. Wajar. Karena selama bertahun-tahun emas dianggap sebagai penyelamat finansial: tahan inflasi, likuid, dan terus naik nilainya.
Tapi di masa menjelang pensiun, saya mulai memikirkan bentuk emas lain: nilai diri kita sendiri.
Apakah saya sudah cukup "emas"---dalam artian:
Dicari karena keahlian
Dihargai karena kontribusi
Dikenal karena karakter dan rekam jejak
Dan di sinilah saya makin yakin bahwa branding diri adalah emas versi manusia.
Ia tak hanya menabung cuan, tapi juga menabung trust, respect, dan impact.