Psikologi Unmuh Jember, 29 November 2024 -- Fenomena judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) kini menjadi isu sosial yang semakin memprihatinkan. Dalam rangka meningkatkan literasi keuangan dan kesadaran psikologis masyarakat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember menggelar kegiatan bertajuk Movement Project pada Jumat (29/11) di Gedung Serba Guna KPwBI Jember. Salah satu sesi penting dalam acara ini menghadirkan Panca Kursistin, S.Psi., M.A., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember, sebagai narasumber utama.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk pelajar, mahasiswa, komunitas muda, hingga profesional muda, yang diajak berdiskusi secara terbuka mengenai dampak judol dan pinjol, serta pendekatan psikologis untuk memahami dan mencegahnya.
Dampak Psikologis dan Sosial yang Mengkhawatirkan
Dalam sesi diskusi, Panca mengungkap bahwa korban dari praktik ilegal ini sering mengalami:
- Adiksi atau kecanduan perilaku, di mana individu kehilangan kendali atas kebiasaan berjudi atau meminjam secara impulsif.
- Stres berat hingga depresi, akibat tekanan utang dan kerugian finansial berulang.
- Konflik dan keterasingan sosial, karena rasa malu atau konflik dengan keluarga.
- Tindakan kriminal, seperti penipuan atau pencurian, yang dilakukan demi melunasi utang.
Penyebab: Keinginan Instan dan Tekanan Sosial
Panca menjelaskan bahwa banyak individu awalnya hanya ingin mencoba judi online atau pinjol sebagai hiburan. Namun, dorongan untuk menang dan mendapatkan uang cepat membuat mereka terjebak dalam siklus kecanduan.
"Kemenangan awal bisa memicu kondisi yang disebut accidental conditioning---di mana seseorang terus mengulangi perilaku berisiko karena pernah mengalami keberuntungan," jelas Panca.
Ia juga menyoroti pengaruh media sosial, gaya hidup konsumtif, FOMO, serta minimnya kontrol dari keluarga dan lingkungan sebagai pemicu utama.
Solusi: Literasi Psikologis dan Kesadaran Diri
Sebagai solusi, Panca menekankan pentingnya edukasi sejak dini, termasuk pelatihan manajemen stres, kemampuan coping sehat, dan penguatan nilai-nilai tanggung jawab serta empati sosial.