Masjid Tempuran Gandukepuh
Tradisi dan makna Rebo Wekasan adalah tradisi yang unik dan kaya makna yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, khususnya di daerah Ponorogo. Tradisi ini jatuh pada hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriyah dan diyakini memiliki nilai spiritual serta berkaitan dengan tolak bala atau menghindari marabahaya. Rebo Wekasan telah berkembang menjadi bagian dari kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat. Tradisi Rabu Wekasan merupakan tradisi yang sudah lama ada di kawasan nusantara. Keberadaan tradisi Rabu Wekasan sebenarnya banyak ditemui di berbagai daerah Indonesia, khususnya daerah Ponorogo, Jawa Timur. Sejatinya Tradisi Rabu Wekasan yangmenjadi kearifan lokal yang tumbuh berkembang di masyarakarat merupakan salah satu bentuk tradisi di Indonesia berupa rangkaian amaliah dan dilakukan pada Rabu terakhir pada Bulan Safar. Rabu Wekasan berasal dari Bahasa Jawa yang jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, memiliki arti Rabu terakhir di bulan Safar dalam penanggalan Hijriyah. Safar merupakan bulan kedua dari dua belas bulan dalam sistem penanggalan Islam. Menurut pendapat Abdul Hamid Quds dalam kitab Kanzun Najah wa-Surur fi Fadhail al- Azminahwa-Shuhur bahwa pada hari Rabu terakhir setiap tahun di Bulan Safar, terdapat 32.000 bala yang diturunkan Allah ke bumi. Oleh karena turunnya bala pada hari tersebut, sangat dianjurkan untuk melakukan berbagai ritual seperti melakukan salat sebanyak 4 rakaat, dengan perincian, setelah membaca surat al-Fatihah pada setiap rakaat dilanjutkan membaca surat al Kautsar 17 kali, surat al-Ikhlas 5 kali, surat al- Falaq dan surat an-Naas masing masing sekali,dan setelah salam diakhiri dengan membaca do'a. Ritual-ritual tersebut dilakukan dengan harapan Allah memberikan kemurahan-Nya untuk melindungi mereka dari segala macam bala dan bencana selama satu tahun ke depan dihitung sejak hari tersebut. Selain dimaknai sebagai tradisi yang memiliki makna dalam kearifan lokal dan memiliki nilai meningkatan spiritualitas, Rebo Wekasan juga dapat diartikan dengan etika lingkungan. Konsep tolak bala tidak hanya berkaitan dengan musibah dalam bentuk bencana personal, tetapi juga dapat diterapkan terhadap masyarakat dengan kesadaran dalan upaya menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Beberapa aspek yang bisa diterapkan dengan memiliki nilai-nilai etika lingkungan dalam perayaan Rebo Wekasan antara lain:
1. Menjaga Kebersihan Lingkungan : Sebagai bentuk nyata dari doa keselamatan, masyarakat dapat menjadikan Rebo Wekasan sebagai momentum untuk melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar. Ini mencerminkan ajaran Islam tentang kebersihan sebagai bagian dari iman.
2. Menanam Pohon sebagai Penghijauan Lingkungan : Menanam pohon dapat dijadikan sebagai simbol perlindungan dan keberkahan dalam kehidupan, sekaligus sebagai penerapan penghijauan ulang(menanam pohon) dalam rangkamenjaga nilai estetika dan keindahan lingkungan bentuk nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan.
3. Memperkuat rasa Sosio-Emosional terhadap masyarakat : Dapat digunakan dalam rangka merekatkan hubungan antara dari satu orang menjadi momem kebersamaan supaya menciptakan keharmonisan dalam masyarakat. Juga bisa memperkuat tali silahturahmi dengan antar sesame orang ,dan serta meningkatkan kesatuan dan persatuan dalam berinteraksi sosial. keberadaan tradisi Rabu Wekasan di Indonesia bagi generasi sekarang memang perlu dan penting untuk dilestarikan. Kerifan lokal yang berkaitan dengan etika lingkungan yang telah ada harus dilestarikan dengan mengawal esensi dari nilai-nilai kebudayaan, memajukan pelaksanaan yang dinamis sesuai dengan berkembangnya lingkungan dalam kehidupan. Hal tersebut dimaksudkan agar esensi dari nilai-nilai luhur yang tercipta tetap ada hingga generasi yang akan datang. Para generasi sekarang ini menganggap tradisi Rabu Wekasan sebagai salah satu budaya peninggalan nenek moyang yang mengandung sejarah dan nilai-nilai luhur yang patut untuk dilestarikan agar tidak hilang dan punah.
Dengan kegiatan tradisi Rebo Wekasan akan berdampak posotif dengan menjaga kearifan lokal yang bisa dikaitakan dengan etika lingkungan yang ada di daerah Jawa Timur,khususnya Ponorogo, karena dapat menjadi sarana untuk memperkuat rasa solidaritas dan kepedulian sosial masyarakat, serta memperoleh berkah dan perlindungan dari Allah Swt. Selain itu, Rebo Wekasan juga dapat menjadi sarana untuk melestarikan budaya dan tradisi Jawa, serta memperkenalkan budaya dan tradisi Jawa kepada generasi muda saat ini. Dan serta penting bagi umat Islam untuk memahami esensi dari Rebo Wekasan, yakni memperbanyak doa, mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat solidaritas sosial, serta meningkatkan kesadaran dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI