Inovasi tak menjamin keselamatan saat trip pakai mobil listrik tanpa fokus penuh.
Pagi yang tenang di ruas Tol Semarang-Batang KM 397.600/B berubah menjadi mimpi buruk pada Sabtu, 20 Juli 2025. Di balik desing mesin listrik dan aspal yang membentang lurus, sebuah tragedi mengguncang: kecelakaan beruntun yang merenggut dua nyawa dan melukai empat lainnya. Kali ini, bukan hanya soal kecepatan, tapi juga soal sejenak hilangnya konsentrasi yang berbuah fatal.
Kronologi Detik-Detik Kecelakaan
AION V—mobil listrik modern yang diklaim ramah lingkungan dan canggih—melaju di lajur kiri dari arah Semarang menuju Batang. Dikemudikan oleh Tumpal Hariandre Damanik, warga Balikpapan, Kalimantan Timur, kendaraan ini terlihat melaju dengan kecepatan sedang. Namun sesampainya di KM 397.600/B, sesuatu terjadi.
Tanpa tanda pengereman yang berarti, AION V menghantam bagian belakang sebelah kanan truk boks Hino yang berjalan di lajur sama. Pengemudi truk, Wartono, warga Bekasi, tak sempat menghindar. Benturan keras itu bukan akhir. Seolah kehilangan kendali, AION V terus melaju dan menghantam Nissan Evalia yang berjalan di lajur kanan, dikemudikan oleh Bernadus Jaka Prasetya dari Magelang.
Dua Nyawa Melayang, Empat Terluka
Dentuman logam dan kaca pecah itu menandai awal duka. Dua penumpang AION V, Lia Novitasari (37) dan Handayani Widodo (64), keduanya warga Jatirasa, Bekasi, tak tertolong. Luka di kepala mereka begitu parah. Menurut Humas RSI Weleri, Farid Hermawan, keduanya meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit. Fraktur terbuka di kepala menjadi penyebab kematian.
Empat korban lainnya mengalami luka ringan:
- Maria Ulfa (30), Batang
- Bernadette Hiasenta (56), Magelang
- Eliza Diana Lestari (33), Bekasi
- Tumpal Hariandre Damanik, pengemudi AION V
Setelah pemeriksaan medis dan observasi, keempat korban diperbolehkan pulang.
Analisis Awal: Konsentrasi yang Luruh