Argumennya tidak memadai untuk menjawab tuduhan genosida atau kejahatan perang, dan lebih berfungsi sebagai apologia politik ketimbang kajian akademik
Peter Berkowitz, melalui bukunya Israel and the Struggle over the International Laws of War (2012) dan tulisan-tulisannya di Hoover Institution, membela Israel dari tuduhan pelanggaran hukum perang.
Namun, pembelaan ini tidak luput dari kelemahan serius: bias normatif, reduksi fakta, dan ketidakpekaan moral terhadap korban sipil.
Artikel ini membedah kesalahan utama dalam argumentasi Berkowitz dari perspektif hukum internasional, etika perang, dan politik global, serta dampaknya bagi kredibilitas akademik dan wacana publik.
Pendahuluan
*Latar: Berkowitz dipandang sebagai intelektual konservatif yang konsisten membela Israel.
*Problem: Alih-alih menghadirkan kajian hukum yang netral, argumen Berkowitz kerap memperlihatkan bias pro-Israel, sehingga menimbulkan resistensi publik, terutama di negara-negara yang peduli pada nasib Palestina.
*Tujuan: Mengurai sisi lemah pembelaan Berkowitz agar publik dapat menilai argumennya secara kritis.
Metodologi
Kajian ini memakai analisis kritis dokumen (content analysis) terhadap buku dan artikel Berkowitz, dibandingkan dengan standar hukum internasional (Geneva Conventions, International Humanitarian Law), laporan investigasi PBB, NGO HAM, serta literatur akademik kritis.
Kajian Teoretik