Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Kelemahan dan Kesalahan Argumentatif Peter Berkowitz dalam Membela Israel: Analisis Hukum, Moral, dan Politik

Diperbarui: 20 September 2025   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bukuj (Sumber gambar: Meta AI)

Argumennya tidak memadai untuk menjawab tuduhan genosida atau kejahatan perang, dan lebih berfungsi sebagai apologia politik ketimbang kajian akademik

Peter Berkowitz, melalui bukunya Israel and the Struggle over the International Laws of War (2012) dan tulisan-tulisannya di Hoover Institution, membela Israel dari tuduhan pelanggaran hukum perang. 

Namun, pembelaan ini tidak luput dari kelemahan serius: bias normatif, reduksi fakta, dan ketidakpekaan moral terhadap korban sipil. 

Artikel ini membedah kesalahan utama dalam argumentasi Berkowitz dari perspektif hukum internasional, etika perang, dan politik global, serta dampaknya bagi kredibilitas akademik dan wacana publik.

Pendahuluan

*Latar: Berkowitz dipandang sebagai intelektual konservatif yang konsisten membela Israel.

*Problem: Alih-alih menghadirkan kajian hukum yang netral, argumen Berkowitz kerap memperlihatkan bias pro-Israel, sehingga menimbulkan resistensi publik, terutama di negara-negara yang peduli pada nasib Palestina.

*Tujuan: Mengurai sisi lemah pembelaan Berkowitz agar publik dapat menilai argumennya secara kritis.

Metodologi

Kajian ini memakai analisis kritis dokumen (content analysis) terhadap buku dan artikel Berkowitz, dibandingkan dengan standar hukum internasional (Geneva Conventions, International Humanitarian Law), laporan investigasi PBB, NGO HAM, serta literatur akademik kritis.

Kajian Teoretik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline