Implementasi Alat Pembakar Sampah Minim Asap,
Sebagai Alternatif Untuk Mengurangi Polusi Udara Dari Efek Membakar Sampah
Situbondo -- 13 Agustus 2025
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Univesitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang tengah melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Buduan, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo, menghadirkan sebuah inovasi ramah lingkungan berupa alat pembakar sampah minim asap.
Program ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pengelolaan sampah rumah tangga di desa, di mana masih banyak warga yang membakar sampah secara terbuka. Praktik ini menimbulkan polusi udara berupa asap pekat yang berpotensi mengganggu kesehatan dan lingkungan. Melihat kondisi tersebut, tim KKN berinisiatif untuk menciptakan alat pembakar sampah sederhana dengan sistem ventilasi dan ruang pembakaran tertutup, yang dirancang agar mampu mengurangi asap secara signifikan saat proses pembakaran berlangsung.
Sosialisasi dan demonstrasi penggunaan alat ini telah dilakukan bersama warga pada 8 Agustus 2025, bertempat di Rumah Bapak Sa'id (Kepala Dusun Asemkandang). Warga terlihat antusias dan tertarik untuk mencoba teknologi tersebut sebagai solusi alternatif untuk mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran sampah.
Kepala Dusun Asemkandang, Bapak Sa'id, menyambut baik inovasi ini. "Kami sangat mengapresiasi ide dari adik-adik mahasiswa KKN. Selain membuat lingkungan lebih bersih, bau sampah yang biasanya mengganggu juga bisa berkurang serta program ini sangat membantu dalam mengatasi masalah sampah yang ada di lingkungan kami," ujar beliau.
Alat Pembakar Sampah Minim Asap memiliki desain khusus yang memungkinkan: 1) Proses pembakaran lebih merata dan sempurna karena pembakarannya dapat mencapai suhu tinggi hingga 850-1.200 derajat celcius. 2) Aliran udara (sirkulasi oksigen) optimal, asap yang dihasilkan tidak terlalu banyak dan tidak menyebar kemana-kemana. 3) Minimisasi asap dan polutan, karena emisi gas beracun seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2) dan partikel lainnya. 4) Pembakaran lebih cepat dan bersih, dengan residu berupa abu kering yang lebih sedikit. Hasil abu dari sisa pembakaran sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk tanaman, campuran kompos, dan memperbaiki struktur tanah.
Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat Desa Buduan terutama di Dusun Asemkandang dapat mulai mengubah kebiasaan dalam pengelolaan sampah, menuju lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan ramah lingkungan.
Dokumentasi Kegiatan:
Praktik Penggunaan Alat Pembakaran Sampah Minim Asap