Lihat ke Halaman Asli

Laporan Hasil Observasi Upacara Panggih

Diperbarui: 27 Agustus 2025   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : indonesia.go.id

1. Judul Laporan : Laporan hasil Observasi Upacara Panggih.

2. Pendahuluan

• Latar belakang pengamatan:

       Upacara adat Panggih merupakan salah satu rangkaian prosesi pernikahan adat Jawa yang penuh makna simbolis. Prosesi ini mempertemukan mempelai laki-laki dengan mempelai perempuan secara resmi di depan keluarga besar. Upacara adat ini berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah.

• Tujuan pengamatan:

  Untuk mengetahui tahapan prosesi upacara Panggih serta memahami makna simbolis dari setiap tahapannya.

3. Objek Observasi

Nama upacara: Upacara Panggih.

Daerah asal: Jawa Tengah & Yogyakarta.

Waktu pelaksanaan: Pada hari pernikahan setelah akad nikah.

Peserta/pelaku: Mempelai pengantin, keluarga kedua mempelai, dan pembawa acara adat (pemaes).

4. Deskripsi Umum

      Upacara adat Panggih adalah prosesi pertemuan pertama antara pengantin laki-laki dan perempuan setelah akad nikah. Prosesi ini dilakukan dengan penuh simbol, doa, serta harapan baik bagi kehidupan rumah tangga yang baru dibina. Setiap tahap dalam upacara ini memiliki filosofi yang mendalam, mulai dari kesetiaan, kebersamaan, hingga penghormatan pada orang tua.


5. Deskripsi Bagian

Penyerahan Pisang Sanggan

  Deskripsi pelaksanaan : Pisang diserahkan kepada pengantin.

  Makna simbolis : Kesuburan dan berkah keturunan.

Kembar Mayang

  Deskripsi pelaksanaan : Ditukar dan dari pihak pria di letakkan di sisi kanan dan kiri pelamina sedangkan kembar mayang mempelai wanita akan dibawa keluar.

  Makna simbolis : Harapan akan kehidupan yang harmoni dan sejahtera, serta kesiapan menghadapi segala rintangan hidup.

Balangan Gantal

  Deskripsi pelaksanaan :  Daun sirih yang diikat dengan benang lawu saling dilemparkan.

  Makna simbolis : Perlindungan dan keharmonisan keluarga.

Pidak Tigan (Injak telur)

  Deskripsi pelaksanaan : Menginjak telur oleh pengantin.

  Makna simbolis : Permulaan baru yang suci dan sukses.

Gendongan

  Deskripsi pelaksanaan : Ayah mempelai wanita berada di depan dan merangkul putra putrinya yang berada di belakangnya.

  Makna simbolis : Kasih sayang dan perlindungan orang tua.

Timbang Pangkon

  Deskripsi pelaksanaan : Kedua pengantin duduk di pangkuan ayah mempelai wanita.

  Makna simbolis : Keseimbangan dalam memberi dan menerima.

Tanem Jero

  Deskripsi pelaksanaan : Mendudukkan atau tandur kedua pengantin.

  Makna simbolis : Cinta yang tumbuh kuat dan berakar.

Ngunjuk Rujak Degan

  Deskripsi pelaksanaan : Kedua orang tua pengantin dan kedua pengantin meminum rujak degan.

  Makna simbolis : Menerima suka dan duka dalam perkawinan.

Kacar Kucur

  Deskripsi pelaksanaan : Pengantin pria menuangkan hasil bumi, biji-bijian, dan uang logam ke pangkuan istrinya.

  Makna simbolis : Rezeki yang melimpah dan berkah.

 Dahar Klimah

 Deskripsi pelaksanaan : Kedua pengantin saling menyuapi makanan.

  Makna simbolis : Kebersamaan dan keharmonisan rumah tangga.

Ngunjak Toya Wening

  Deskripsi pelaksanaan : Kedua pengantin minum air secara bersamaan.

  Makna simbolis : Kesucian niat dalam memulai kehidupan baru.

Papak Besan

  Deskripsi pelaksanaan : Kedua keluarga saling bertemu dan berjalan bersama menuju pelaminan.

  Makna simbolis : Persatuan antar keluarga dan restu.

Sungkeman

  Deskripsi pelaksanaan : Pengantin berlutut di hadapan orang tua masing masing

  Makna simbolis : Penghormatan dan doa restu orang tua.


6. Kesimpulan

        Prosesi adat panggih (Temu manten) merupakan rangkaian simbol simbol kaya maknayang mencerminkan harapan harapan mendasar dalam membentuk rumah tangga, seperti kesuburan, keseimbangan, kebersamaan, dan dukungan restu dari keluarga.


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline