Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Seni

Diperbarui: 3 Januari 2023   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil karya seni lukis dan patung seniman Gigih Wiyono dalam pameran Dua Kutub, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (11/1/2018). Foto: Kompas.com/Anggita Muslimah

Seni budaya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan kehidupan penulis. Dulu ketika masih di kampung halaman dan Magelang, begitu banyak seni budaya yang bisa dinikmati hampir setiap hari, Lingkungan memberi kecintaan sampai alam bawah sadar saat ini. 

Hingga ketika akhirnya penulis harus hijrah dari desa ke kota besar Jakarta. Kegiatan kental seni budaya kini berbenturan dengan rutinitas pekerjaan. 

Penulis tergelitik dengan judul yang sebetulnya sengaja penulis lebih-lebihkan benarkah seni terseok-seok akibat covid-19. Karena pandemi membuat pertunjukan seperti mati suri.

Dalam sebuah Pelatihan Menggambar di Studio Hanafi (Dokpri)

 Sebetulnya bukan berarti penulis rutin menikmati pertunjukan budaya karena nyatanya waktu saat ini lebih sering dipenuhi dengan jadwal ketat pekerjaan yang susah membagi waktu untuk menikmati pertunjukan seni. 

Padahal dulu saat masih muda (iya karena dengan berjalannya waktu usia penulis kini menginjak usia paruh baya 52 tahun). Menikmati pertunjukan, rutin mengunjungi pameran membuka pengalaman berharga. 

Banyak hal kreatif yang bisa memberi inspirasi untuk kembali berkarya. Membuat gambar, melukis di kanvas, menikmati pertunjukan gamelan dan ikut anggota gamelan sebagai bagian dari mengolah rasa.

Aktivitas Seni Memberi kepekaan Rasa dan Empati

Ketika mengikuti latihan gamelan misalnya, kebetulan latar belakang penulis dari Jawa, ada berbagai macam bentuk emosi, ada hal yang membuat tertantang untuk membaca dan mengikuti irama gamelan yang tingkat kesulitannya berbeda. 

Ada tuntutan untuk menghapal dan merasakan setiap irama. Ada kecepatan birama yang harus diikuti, ada rasa muncul hingga membuat alat yang kita pukul menjadi bagian dari harmoni keseluruhan musik.

Tidak semua alat musik dapat dikuasai terutama pemula seperti penulis, mungkin hanya sebagian saja yang akhirnya mampu dikuasai seperti saron, kenong dan dan slentem. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline