"Coming soon."
Dua kata sederhana yang sering kita lihat dalam iklan, poster, atau bahkan bio media sosial seseorang. Namun, di balik makna harfiahnya, "coming soon" bisa juga mencerminkan kondisi banyak anak muda saat ini, khususnya Gen Z: selalu ada rencana, selalu ada ide, tapi tak kunjung jadi nyata.
Fenomena ini wajar. Gen Z hidup di era serba cepat, di mana peluang dan distraksi sama-sama bertebaran. Ditambah lagi dengan realita lapangan pekerjaan yang makin sulit, banyak Gen Z akhirnya berpikir untuk membuka usaha kecil-kecilan, mulai dari brand fashion, makanan, hingga jasa digital. Namun, langkah pertama sering terasa berat.
Di sinilah zona "coming soon" muncul: penuh konsep, penuh draft, penuh rencana di catatan ponsel, tapi berhenti di situ saja. Padahal, keluar dari zona ini adalah pintu menuju pertumbuhan.
Lalu, mengapa Gen Z sering ragu, gelisah, dan menunda langkah? Ada beberapa pertimbangan yang kerap menghantui sebelum akhirnya benar-benar berani melangkah.
Takut Gagal dan Terjebak Ekspektasi
Generasi ini tumbuh di era media sosial, di mana kesuksesan orang lain dipamerkan setiap hari. Ketika membuka Instagram atau TikTok, ada saja yang terlihat "sudah berhasil" di usia muda. Hal ini membuat banyak Gen Z berpikir, "Kalau aku coba, lalu gagal, apa kata orang?"
Rasa takut gagal sering kali bukan hanya soal kehilangan modal, tapi juga soal citra. Padahal, kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar. Namun, ekspektasi baik dari diri sendiri maupun orang lain membuat banyak rencana berhenti di meja konsep, bukan di lapangan.
Zona "coming soon" menjadi tempat aman, tidak ada resiko, tapi juga tidak ada hasil nyata.
Modal Minim, Ide Berlimpah