A. PENDAHULUAN
Latar Belakang Pengamatan:
Upacara Panggih atau Temu Manten merupakan tradisi budaya Jawa yang memiliki nilai adat dan makna sosial penting dalam kehidupan masyarakat. Prosesi ini menarik untuk diamati karena setiap tahapannya mengandung simbol kehidupan rumah tangga, mulai dari penyerahan sanggan hingga sungkeman.
Sebagai warisan budaya, upacara ini perlu dilestarikan agar generasi muda memahami dan menghargai kearifan lokal. Oleh sebab itu, observasi dilakukan untuk melihat jalannya prosesi serta mengungkap makna yang terkandung di dalamnya.
Tujuan Pengamatan:
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui urutan prosesi Panggih serta memahami makna simbolis yang terkandung dalam setiap tahapannya.
B. OBJEK OBSERVASI
Nama upacara: Upacara Panggih atau Temu Manten
Daerah asal: Jawa, khususnya daerah Surakarta dan Yogyakarta
Waktu pelaksanaan: Setelah akad nikah dan sebelum resepsi
Peserta atau pelaku:
- Kedua mempelai (pria dan wanita)
- Orang tua kedua mempelai
- Keluarga kedua mempelai
- Perias atau pamong acara
C. DESKRIPSI UMUM
Upacara Panggih merupakan prosesi penting dalam pernikahan adat Jawa yang dilaksanakan setelah akad nikah. Prosesi ini menandai pertemuan resmi antara mempelai pria dan wanita serta menjadi simbol penyatuan dua keluarga besar. Setiap tahapan dalam Panggih memiliki nilai filosofis, antara lain penyerahan pisang sanggan sebagai lambang kerendahan hati, balangan gantal sebagai lambang ikatan kasih, dan sungkeman sebagai wujud bakti kepada orang tua.
Prosesi ini juga memperlihatkan kearifan budaya Jawa yang menekankan pentingnya kebersamaan, kerukunan, dan tanggung jawab dalam membangun rumah tangga. Dengan demikian, Panggih tidak hanya berfungsi sebagai tradisi seremonial, tetapi juga sebagai sarana pewarisan nilai kehidupan yang relevan hingga saat ini.
D. DESKRIPSI BAGIAN
1. Penyerahan Pisang Sanggan
Deskripsi pelaksanaan: Rombongan pihak mempelai pria menyerahkan pisang sanggan (pisang raja, sirih, dan kembang) kepada keluarga mempelai wanita.
Makna simbolis: Sebagai bentuk tebusan putri mereka serta melambangkan tanda kesungguhan keluarga pria.
2. Tukar Kembar Mayang
Deskripsi pelaksanaan: Pengantin pria dan pengantin wanita saling menukar rangkaian kembang mayang.
Makna simbolis: Simbol penyatuan dua insan dalam ikatan pernikahan, harapan agar rumah tangga rukun, bahagia, serta selalu mendapat berkah dan perlindungan dari Tuhan.
3. Balangan Gantal
Deskripsi pelaksanaan: Kedua mempelai saling melempar gulungan sirih (gantal) sebanyak tiga kali.
Makna simbolis: Simbol ikatan cinta kasih dan saling menjaga hati agar tidak ada nama lain di hati keduanya.
4. Ngidak Tigan (injak telur)
Deskripsi pelaksanaan: Pengantin pria menginjak telur ayam kampung hingga pecah, kemudian pengantin wanita membasuh kaki suaminya.
Makna simbolis: Sebagai wujud bakti, kesetiaan, cinta, kasih sayang istri kepada suami, serta harapan memperoleh keturunan.
5. Gendongan
Deskripsi pelaksanaan: Ayah dari mempelai wanita berjalan di depan, sedangkan ibu mempelai wanita berada di belakang kedua mempelai sambil menutup bahu keduanya dengan kain sindur.
Makna simbolis: Melambangkan seorang ayah wajib memberi contoh dan menunjukkan jalan menuju kebahagiaan. Sementara itu, ibu mendorong dan memberi restu agar cita-cita keduanya dapat tercapai.
6. Timbang Pangkon
Deskripsi pelaksanaan: Ayah mempelai wanita memangku kedua mempelai, lalu ibu menanyakan “abote padha?” (beratnya sama?).
Makna simbolis: Melambangkan mulai hari itu tidak membedakan putri sendiri dan putra mantu, keduanya sama-sama disayangi.
7. Tanem Jero
Deskripsi pelaksanaan: Ayah mempelai wanita menepuk pundak kedua mempelai dan mempersilakan mereka duduk di pelaminan.
Makna simbolis: Melambangkan restu orang tua untuk kehidupan baru anaknya agar rumah tangga berdiri teguh dan mandiri.
8. Ngunjuk Rujak Degan
Deskripsi pelaksanaan: Kedua mempelai dan orang tua meminum rujak degan (kelapa muda) bersama.
Makna simbolis: Melambangkan harapan semoga kedua mempelai dapat bermanfaat bagi manusia lain di sekitarnya.
9. Kacar Kucur
Deskripsi pelaksanaan: Mempelai pria menuangkan beras, biji-bijian, uang,logam, dan hasil bumi ke pangkuan istri.
Makna simbolis: Melambangkan kewajiban suami untuk memberi nafkah, dan istri dapat mengatur rumah tangga.
10. Dhahar Klimah
Deskripsi pelaksanaan: Kedua mempelai saling menyuapi nasi kuning sebanyak tiga kali.
Makna simbolis: Simbol kebersamaan, saling menyayangi, dan tanggung jawab bersama.
11. Ngunjuk Toya Wening
Deskripsi pelaksanaan: Kedua mempelai meminum air bening bersama.
Makna simbolis: Melambangkan kemurnian cinta, kejernihan hati, serta kesetiaan.
12. Papak Besan
Deskripsi pelaksanaan: Orang tua mempelai wanita menjemput orang tua mempelai pria.
Makna simbolis: Simbol terjalinnya hubungan kekerabatan baru.
13. Sungkeman
Deskripsi pelaksanaan: Kedua mempelai bersujud di hadapan orang tua untuk memohon doa dan restu.
Makna simbolis: Melambangkan bakti kepada orang tua serta memohon doa restu dan berkah kehidupan rumah tangga.
F. KESIMPULAN
Upacara Panggih merupakan salah satu rangkaian penting dalam pernikahan adat Jawa yang menandai pertemuan resmi kedua mempelai setelah akad nikah. Berdasarkan hasil observasi, prosesi ini terdiri atas dua belas tahapan yang tersusun secara berurutan. Setiap tahapan memiliki makna filosofis, seperti kesiapan membangun rumah tangga, kebersamaan, serta penghormatan kepada orang tua. Prosesi ini sekaligus mencerminkan kearifan lokal masyarakat Jawa dalam menjaga keharmonisan keluarga dan melestarikan tradisi leluhur.
G. PENUTUP REFLEKTIF
Menurut saya, tradisi Panggih layak untuk terus dilestarikan karena mengandung ajaran kehidupan yang bermanfaat. Simbol-simbol dalam setiap tahapannya dapat menjadi pengingat tentang pentingnya saling mendukung, menjaga kebersamaan, serta menghormati orang tua. Nilai-nilai tersebut tetap relevan di tengah perkembangan zaman, sehingga generasi muda sebaiknya tidak hanya mengenal prosesi ini sebagai bagian dari adat, tetapi juga mengambil hikmah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Keterangan: Laporan ini ditulis berdasarkan video upacara Panggih pada channel Youtube Praya Visual (https://youtu.be/We0nKw1qT3g?si=19pUN2lZvQ_l7rEd) Senin, 11 Agustus 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI