Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Kata "Privasi" Tak Berlaku bagi Orangtua Kala Mengecek Phone Anak

Diperbarui: 27 Agustus 2025   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak menggunakan phone. Foto: Freepik via Kompas.com

Phone (smartphone) tak lagi menjadi barang istimewa. Tak lagi menjadi barang kepunyaan kalangan tertentu. Tak lagi terbatas oleh umur dan status. Boleh dikatakan phone sudah menjadi kebutuhan bagi siapa saja. Mulai dari orangtua hingga anak-anak.

Bahkan, tak sedikit balita yang sudah bergantung pada phone. Gegara orangtua yang barangkali mau mencari cara untuk menenangkan si balita dengan lagu atau pun video di phone, akhirnya cara itu malah membuat si balita menjadi bergantung. 

Jadinya, tak tidur ketika tanpa terlebih dahulu menonton video di phone. Namun, tidur menjadi gampang ketika menonton video tertentu di phone untuk jangka waktu tertentu.

Realitas ini menjadi fenomena yang lumrah terjadi dalam kehidupan di keluarga. Akses pada phone tak lagi menjadi hal yang sulit bagi anak. Dewasa ini, ketika anak-anak memasuki usia SMP, yang lain saat sudah sejak SD, diberikan keistimewaan oleh orangtua untuk mempunyai phone.

Dengan tahu dan mau, orangtua membeli dan memberikan phone untuk anak. Tak sedikit memang yang karena permintaan anak. Muara dari perbuatan orangtua agar phone bisa menjadi instrumen bagi anak berkomunikasi dengan orangtua saat berjauhan.

Sebenarnya, tugas atau pun tanggung jawab orangtua menjadi bertambah bersamaan dengan pemberian phone pada anak. Dalam mana, orangtua tak hanya sampai pada titik memberikan phone pada anak, tetapi lebih jauh perlu menjadi agen utama yang mengontrol anak dalam menggunakan phone tersebut.

Bagaimana pun, di balik pemberian phone pada anak, ada aturan yang mengikat yang ditetapkan orangtua. Aturan itu perlu diketahui oleh anak dan diterapkan secara konsisten. Tujuannya agar phone tak mengungkung anak pada sikap adiktif, tetapi itu bisa membangun kesadaran anak pada bagaimana menggunakan phone yang tepat.

Di rumah saya tinggal dengan dua orang siswa SMA. Sejak tahun ajaran baru ini, saya menerapkan aturan ketat dalam penggunaan phone. Hanya dua jam sehari menggunakan phone. Juga, phone bisa dibawah ke sekolah atau pun dipakai melewati waktu yang ditetapkan apabila ada tuntutan tugas dari sekolah.

Aturan berdampak positif pada kedua siswa tersebut. Kalau sebelumnya komunikasi di antara keduanya dihambati oleh phone, sejauh perhatian saya mereka makin berinterekasi dan berkomunikasi. Bahkan, perdebatan dan percecokan di antara keduanya menjadi minim.

Sebelumnya, mereka kerap bercekcok. Sebabnya bermacam-macam. Kalau ditilik lebih jauh, phone menjadi salah satu sebab dari percecokan mereka, di mana mereka lebih sibuk dengan phone sehingga tak fokus pada apa yang mereka lakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline