Lihat ke Halaman Asli

Rahma dona

Pemandu Wisata Berlisensi dan Volunteer Literasi Tinggal Di Kota Palembang

Main Lelayang Di Pantai Panjang

Diperbarui: 21 Juli 2025   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjual Layangan di Pantai Panjang Bengkulu     (dokpri Dona)

Makin siang makin ramai saja pengunjung Pantai Panjang Bengkulu. Apalagi,tahun ini  Festival Tabut 2025 pusat keramainya di pindahkan ke Bengkulu Sport Center di Pantai Panjang. Yang bikin tambah seru, berbarengan pula dengan liburan kenaikan kelas. Alhasil Pantai Panjang benar-benar meriah dan macet.

Aku  melipir duduk di bawah pepohonan cemara laut (Casuarina equisetifolia),berlindung dari teriknya  sinar matahari. Tak jauh dari tempatku berteduh. Kulihat lelaki menancapkan bambu  ke pasir,lalu mengubek-ubek sesuatu dalam kardus mie instan.

Weleh, ternyata ia mengeluarkan layang-layang lipat dari dalam kardus.  Tadi kusangka angler- pemancing, yang coba peruntungan mancing sebelum  laut kembali surut.

Beda dengan layangn kertas yang sering kita lihat.Layangan lipat terlihat lebih praktis dikemas. Cukup lipat dan dimasukan dalam kardus.Apalagi bahanya dari plastik tipis. Jadi ringan dan tidak rusak kena air.

Kibaran layang-layang di bilah bambu ,segera menarik perhatian.Tak terlalu lama menunggu,beberapa anak mulai mendekatinya. Kudengar transaksi dilakukan dalam bahasa Bengkulu Kota.Mirip bahasa Minang beda logatnya saja.

“ Kak  berapo rego lelayang sebua?

“ Limo bele dikasi benang jugo “  

Pembeli menganguk,menyerahkan uang Rp.15.000 .

Jari kecil menunjuk “ ndak yang iko….yang warno merah”

Dengan cekatan Kang Layangan memasang  lidi penyangga sayap. Membuat lubang kecil,untuk memasukan benang goci – istilah untuk menyebut benang layangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline