Setiap tanggal 8 Oktober, dunia merayakan Hari Gurita Sedunia, sebuah peringatan yang mungkin tak setenar Hari Bumi atau Hari Laut Sedunia.
Namun bagi penulis, gurita pantas mendapat sorotan lebih. Ia bukan hanya makhluk laut yang eksotis dan cerdas, tetapi juga pahlawan ekologi yang sering terlupakan.Â
Di tengah krisis lingkungan laut yang semakin parah, gurita hadir sebagai penjaga keseimbangan, penyambung rantai makanan, bahkan arsitek habitat dasar laut.
Peringatan Hari Gurita ini bermula dari inisiatif komunitas pencinta laut dan ilmuwan cephalopoda, kelompok hewan bertubuh lunak seperti gurita, cumi-cumi, dan sotong.Â
Mereka menyadari satu hal penting bahwa gurita lebih dari sekadar hewan pintar dengan kemampuan menyamar.Â
Ia memainkan peran-peran krusial dalam menjaga stabilitas ekosistem laut, yang pada akhirnya berdampak juga pada keberlangsungan hidup manusia.
Sebagai simbol, tanggal 8 Oktober dipilih karena angka "8" dan awalan "Octo" dalam "October" menggambarkan delapan lengan gurita.Â
Tapi jauh lebih penting dari simbol itu adalah makna yang ingin disampaikan, sudah saatnya kita memberi perhatian lebih pada gurita bukan sebagai komoditas konsumsi semata, tapi sebagai bagian penting dari sistem kehidupan laut yang sedang kita rusak secara perlahan.
Predator Seimbang, Bukan Pemangsa Rakus
Gurita adalah predator, itu benar. Tapi tidak semua predator itu buruk. Dalam ekologi, predator seperti gurita justru menjadi pengatur populasi yang efisien.Â
Gurita memangsa berbagai hewan kecil seperti kepiting, udang, kerang, bahkan ikan-ikan kecil. Tanpa kehadiran gurita, populasi hewan-hewan ini bisa meledak dan mengganggu keseimbangan habitat dasar laut.