Kamis pagi, 9 Oktober 2025, kabar duka menyelimuti Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Dari Rumah Sakit Arroyan Indralaya tersiar berita yang membuat banyak hati tersentak: Ustadz Devison, S.Pd.I., guru, sahabat, sekaligus penggerak kreatif pesantren itu, telah berpulang ke rahmatullah.
Berita kepergian beliau menyebar cepat di berbagai grup alumni, komunitas guru, dan jaringan pesantren. Bukan sekadar kehilangan seorang tenaga pengajar, melainkan kehilangan sosok inspiratif yang selama ini menjadi penggerak di balik banyak program dan inovasi pendidikan di Al-Ittifaqiah.
Sosok yang Membumi dan Menginspirasi
Bagi banyak orang di lingkungan pesantren, nama Ustadz Devison identik dengan dedikasi dan kerja keras. Ia bukan hanya mengajar di Madrasah Tsanawiyah 1 Al-Ittifaqiah, tetapi juga dipercaya memimpin Lembaga Kreasi, Produksi, Teknologi, Penyiaran, dan Tata Ruang---sebuah lembaga penting yang menjadi jantung pengembangan media dan inovasi di Al-Ittifaqiah. Dari lembaga inilah muncul berbagai gagasan dan karya kreatif yang memperkaya wajah dakwah dan pendidikan pesantren di era digital.
Ustadz Devison dikenal sebagai sosok yang tenang tapi tajam berpikir, sederhana tapi penuh visi. Dalam kesehariannya, ia lebih banyak bekerja dalam diam, namun hasil kerjanya berbicara lantang. Banyak kegiatan pesantren yang tak lepas dari sentuhan tangannya---mulai dari desain ruang belajar, pengelolaan sistem penyiaran radio dakwah, hingga rancangan kreatif publikasi pesantren.
Sebagai Kepala Lembaga Kreasi dan Teknologi, ia melihat bahwa pesantren tidak boleh tertinggal oleh zaman. Dakwah dan pendidikan Islam, menurutnya, harus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi, agar pesan-pesan kebaikan tetap sampai ke hati umat, tanpa kehilangan ruh kesantrian.
Kenangan Seorang Junior
Saya mengenal beliau sejak tahun 1998, ketika beliau masih duduk di kelas tiga Madrasah Aliyah dan saya baru menapaki tahun pertama di Madrasah Tsanawiyah Al-Ittifaqiah. Di mata saya yang masih belia kala itu, beliau tampak seperti sosok senior yang cerdas dan santun. Senyum ramahnya mudah dikenali, tutur katanya lembut, dan setiap tindakannya menunjukkan keteladanan.
Seiring waktu, hubungan kami tetap terjaga dalam lingkaran yang sama---lingkaran para alumni. Dari situ saya bisa menyaksikan bagaimana semangatnya tak pernah pudar. Ia bukan tipe yang mudah puas dengan keadaan. Setiap kali ada celah untuk memperbaiki sesuatu, ia akan bergerak. Setiap kali ada peluang untuk mengembangkan gagasan baru, ia akan muncul dengan ide segar yang seringkali melampaui zamannya.
Akar Kehidupan dan Jalan Pengabdian