Mohon tunggu...
Januariansyah Arfaizar
Januariansyah Arfaizar Mohon Tunggu... Dosen STAI Yogyakarta - Peneliti PS2PM Yogyakarta - Mahasiswa HES Prodi Hukum Islam Program Doktor FIAI UII

Bermanfaat dan Memberikan Manfaat

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Jejak Kreatif Ustadz Devison dari Al-Ittifaqiah

9 Oktober 2025   08:54 Diperbarui: 9 Oktober 2025   08:54 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ustadz Devison (Dokumen Khusus)

Drs. KH. Mudrik Qori, MA, Mudir Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah, menyampaikan kesedihan mendalam atas kepergian beliau. Dalam pandangannya, Ustadz Devison adalah salah satu aset berharga pesantren yang memiliki peran besar dalam pengembangan lembaga. "Beliau sudah lama mengabdikan diri dan banyak membantu kemajuan pesantren. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi seluruh keluarga besar Al-Ittifaqiah," ujarnya dengan nada haru.

Bagi pesantren sebesar Al-Ittifaqiah yang memiliki ribuan santri dan puluhan lembaga turunan, sosok seperti Ustadz Devison sangat dibutuhkan: guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membangun sistem dan menciptakan karya. Ia menjadi bagian dari generasi Al-Ittifaqiah yang menjembatani antara tradisi kesantrian dan kemajuan teknologi, dua hal yang seringkali dianggap berseberangan.

Jejak yang Tak Akan Hilang

Kini, sosok itu telah tiada. Namun setiap ruang yang pernah disentuh tangannya, setiap program yang ia rancang, setiap santri yang ia bimbing---semuanya menjadi saksi abadi dari jejak pengabdiannya. Di ruang-ruang siaran radio dakwah, di papan desain kegiatan, bahkan di tata ruang pesantren yang tertata indah, nama Ustadz Devison masih terasa hidup.

Ia telah menunjukkan bahwa menjadi guru berarti memberi lebih dari sekadar ilmu. Menjadi santri berarti terus berkhidmat tanpa batas waktu. Dan menjadi pengabdi berarti bekerja dengan hati, meskipun dunia tak selalu melihatnya.

Kepergian Ustadz Devison adalah kehilangan besar, tapi juga pengingat bagi kita semua: bahwa pengabdian sejati tidak diukur dari lamanya waktu, melainkan dari kedalaman makna yang ditinggalkan. Ia mengajarkan bahwa kreativitas bisa lahir dari keikhlasan, dan kemajuan bisa dibangun dari kesederhanaan.

Semoga Allah Swt menerima segala amalnya, melapangkan kuburnya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya.
Selamat jalan, Ustadz Devison. Karya, dedikasi, dan ketulusanmu akan terus hidup dalam denyut pesantren Al-Ittifaqiah dan dalam ingatan kami semua yang pernah belajar darimu---tentang arti pengabdian yang sejati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun