Lihat ke Halaman Asli

Ketika Buah Hatiku didiagnosis Autis

Diperbarui: 1 Agustus 2025   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Buah Hatiku didiagnosis Autis (Sumber: Foto Pribadi)

Anak lelakiku, kala itu usianya 2 tahun 3 bulan.

Hatiku merana, terluka, dan berjuta perasaan berkecamuk dalam Jiwa ketika Buah Hatiku didiagnosis Autis.

Dunia terasa runtuh.

Tak pernah kubayangkan, belahan jiwaku, harapan hidupku, harus menderita gangguan spektrum autisme yang tidak aku mengerti.

Masih jelas dalam ingatan, masa kehamilanku yang berjalan lancar tanpa keluhan. 9 bulan 10 hari aku lalui dengan bahagia, sehat, tanpa masalah berarti. 

Aku masih sanggup pergi ke Singapura, menjalankan tugas dari perusahaan tempatku bekerja. Semua berjalan dengan indah.

Waktu persalinan itu tiba. Dia terlahir normal. 

Berat badannya 3,1 kg. Panjang tubuhnya 50 cm. Menangis kencang ketika menyapa dunia pertama kali.

Air mata perlahan mengalir di pelupuk mataku. Tangis bahagia Bunda untuk kehadiranmu ke dunia ini, Nak.

Tak ada yang kurang pada fisikmu, kulitmu sehat, dan senyummu manis. Tumbuh seperti bayi pada umumnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline