Lihat ke Halaman Asli

Dhimas Raditya Lustiono

Senang Belajar Menulis

Sosok Koruptor Di Momen Karnaval

Diperbarui: 25 Agustus 2025   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source, Generated copilot AI. edit in canva

Sosok Koruptor Di Momen Karnaval

Sejak saya kecil hinga sekarang sudah memiliki 2 bocil, momen karnaval selalu berhasil membuat mata saya terhibur, entah dengan kreasi dekorasi atau dengan prejengan yang kreativitasnya di luar prediksi BMKG. Namun dari beragam karnaval desa yang saya tonton, hampir bisa dipastikan ada satu peran yang ditampilkan, yakni penampilan seseorang yang mengenakan jas hitam, celana panjang hitam, lalu membawa koper dengan tulisan "Hasil Korupsi" atau "Uang Rakyat", ya entah mengapa selalu saja ada peserta karnaval yang bercosplay menjadi seorang koruptor.

Cosplay menjadi koruptor di momen karnaval bisa dibilang tidak memerlukan modal yang mahal, tidak seperti cosplay tokoh kartun atau tokoh hantu, cukup dengan jas hitam yang bisa didapat dengan cara sewa atau pinjam Pak RT, tak perlu mencoret wajah seperti cosplay hantu, cukuplah tampil necis serba hitam dengan koper kosong bertuliskan "Uang Rakyat".

Momen karnaval memang menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi momen refleksi, di mana saat perayaan hari kemerdekaan, rupanya masih ada pejabat/wakil rakyat yang tega memakan uang yang bukan haknya.

Rakyat yang tercekik pajak harus mengelus dada saat melihat berita bahwasanya KPK masih sibuk melakukan penyidikan hingga operasi tangkap tangan. Ironisnya pejabat yang terciduk dan telah mengenakan rompi orange dengan tangan terborgol, ternyata masih bisa memberikan senyum hangat kepada kamera wartawan, seakan tidak terjadi apa-apa pada dirinya.

Baca juga: Salahkah Wakil Rakyat Berjoged?

Momen Karnaval biasanya menunjukkan kebiasaan umum dengan tema tertentu, ada yang bertema olahraga, bertema budaya, ada juga yang bertema profesi. Jika masih ada cosplay koruptor pada momen karnaval Desa, bisa dipastikan bahwa korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya atau hal yang umum.

Sejauh ini KPK memang telah melakukan tugasnya sebagai Lembaga antirasuah, meringkus para pejabat maupun wakil rakyat yang korup, tetapi KPK gagal membuat para tersangka korupsi memiliki rasa malu, oh sebentar, itu bukan tugas KPK, mungkin memang salah satu kompetensi dasar koruptor adalah tidak merasa malu saat berada di depan kamera. Tidak seperti kebanyakan Gen Z yang memiliki handphone dengan kamera canggih, tapi tidak percaya diri menampilkan wajah di foto profil WhatsApp.

Jika berita korupsi selalu mencuat setiap tahun, tentu akan membuat masyarakat bertanya-tanya, semudah itukah Korupsi di Indonesia, apakah pemilu hanya akan menjadikan perilaku korupsi hanya berganti pemain, jangan-jangan mereka yang tidak lolos parlemen masih berhak menyandang status sebagai koruptor cadangan, atau jangan-jangan menjadi koruptor di Indonesia sama mudahnya dengan bercosplay menjadi koruptor, bedanya menjadi koruptor bisa kapanpun, bercosplay menjadi koruptor harus menunggu momen karnaval.

Kita harus menerima kenyataan, bahwa koruptor di Indonesia tidak pernah menunjukkan kesan jahat, mereka berpakaian rapi, necis dan ramah dengan rakyat saat kampanye. Para koruptor tidak akan pernah berjanji akan bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan pribadi atau golongannya, janji mereka juga tidak main-main, mereka yang punya jabatan sudah terlebih dahulu disumpah dengan disaksikan Kitab Suci dan mata rakyat yang masih pecicilan membayar cicilan Teflon dan Blender di marketplace.

Mari kita berasumsi dengan landasan logika paling sederhana, apakah para koruptor itu sedang bercosplay menjadi orang baik? Karena ketika melihat keseruan anggota DPR yang berjoged di ruang sidang, rasanya kok tidak jauh berbeda dengan keseruan karnaval desa, bedanya joged-joged di Karnaval biasanya membutuhkan iuran dari para warga setempat, sedangkan joged-joged di ruang sidang membutuhkan pajak dari uang rakyat.

 Pertanyaannya, kapan karnaval di ruang sidang parlemen akan berakhir? Toh nyatanya Wakil rayat yang menjabat memang bukan dari kalangan politik, tapi ada juga yang berlatar belakang sebagai artis yang memang sudah berbakat berjoged sebelum karnaval sidang dimulai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline