Sejak diberlakukan sistem new normal, jumlah orang yang terpapar virus corona bertambah. Pengambilan keputusan tentang new normal dinilai sangat terburu-buru. Salah satu faktor pemerintah mengambil langkah membuka sistem new normal yaitu dikarenakan ekonomi negara yang telah lumpuh.
Berharap rakyat Indonesia patuh akan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Namun kenyataannya masyarakat justru meremehkan kasus ini. Usaha pemerintah maupun para ahli yang menangani kasus ini agar berkurangnya angka yang positif Covid-19 seakan sia-sia.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang tidak mengikuti protokol kesehatan terutama jaga jarak. Dan juga dapat dilihat dari informasi-informasi yang beredar melalui media online maupun media sosial, seperti orang-orang berkerumun di caf, mall maupun pasar di suatu daerah, dan lainnya. Bahkan di beberapa wilayah menganggap virus corona ini sudah hilang.
Sikap masyarakat yang seperti itu bisa saja terjadi karena faktor diri yang belum terbiasa dengan situasi baru, merasa lelah karena terkurung selama berbulan-bulan dan merasa bebas hingga menganggap enteng bahaya corona virus disease 2019 atau Covid-19.
Selain itu, tenggelamnya pemberitaan tentang corona virus secara perlahan dan terganti dengan berita-berita dengan kasus lain yang muncul kepermukaan diberbagai media bisa menjadi penyebab masyarakat bersikap seperti itu, serta melihat kinerja pemerintah kurang maksimal dalam penanganan kasus ini.
Pergantian pemberitaan dari masalah virus corona ke masalah lain yang terjadi di negara Indonesia diduga pengalihan isu atas kegagalan pemerintah menyelesaikan masalah pandemi Covid-19. Apa itu pengalihan isu? Pengalihan isu adalah pemindahan atau pergeseran suatu masalah yang serius ke masalah yang lain dengan adanya tindakan kesengajaan. Jika ada unsur kesengajaan maka terdapat pula suatu motif tertentu didalamnya.
Berita-berita yang dimaksud sebagai pengalihan isu, yaitu yang pertama konser amal BPIP atau Badan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk orang-orang yang terkena dampak Covid-19 pada 17 Mei lalu.
Diduga sebagai pengalihan isu karena konser adalah suatu kegiatan yang seharusnya mustahil dilakukan di tengah pandemi seperti ini, yang mesti jaga jarak dengan orang lain namun BPIP malah meng adakan konser dengan bumbu untuk korban yang terkena dampak Covid-19. Selain itu, karena konser akan menciptakan suasana gembira, senang, riang sehingga membuat masyarakat tak sadar makna tersembunyi dibalik kegaitan tersebut.
Kemudian, berita tentang Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila atau RUU HIP yang banyak menuai kontroversi. Selain itu, pembahasan tentang RUU HIP diduga sebagai pengalihan isu karena perkara ini tidak terlalu urgent untuk dibahas ditengah-tengah pandemi virus corona. Harusnya pemerintah lebih fokus terhadap penanganan serta penanggulangan Covid-19.
Dan berita terakhir yang diduga sebagai pengalihan isu adalah kampanye penggunaan masker. Dilansir dari laman tribunnews.com, Wasekjen Partai Demokrat Irwan menilai permintaan Presiden Joko Widodo agar jajarannya mengampanyekan penggunaan masker dalam waktu dua pekan ke depan hanya untuk mengalihkan isu atas kegagalan pemerintah dalam menangani dampak dari virus corona, baik sektor kesehatan maupun ekonomi.
Akan tetapi, pergantian berita-berita yang terjadi diberbagai media saat new normal seperti ini memiliki dampak positif yaitu membuat masyarakat tidak merasa resah, khawatir dan panik saat menjalani aktivitas diluar rumah.