Lihat ke Halaman Asli

Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi

Satukan Anak Bangsa

Diperbarui: 2 Juni 2021   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memasuki dua priode Presiden Jokowi tampak publik masih saja terpolarisasi (terpecah belah ), menggerogoti persatuan dan kesatuan bangasa, di media sosial perilaku saling mebenci, saling menghina, saling mengejek, bahkan sampai merendahkan martabat manusia dengan sebutan kampret, cebong, kadrun, radikal yang berorama SARA.

Padahal pendiri bangsa sungguh arif dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan, seakan-akan Pancasila hanya sekedar slogan tidak di implementasikan dalam berbangsa dan bernegara.

Kita buktikan bahwa bangsa Indonesia bangsa yanga beradab, berpedoman pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia,

Segera hentikan sebutan, kampret, cebong, kadrun, radikal dan yang beraroma sara, bernegaralah dengan santun, jangan lagi ada sebutan kadal gurun (kadrun), kampret, cebong, sebab itu jenis dari binatang.

Asal mula sebutan cebong dan kampret bermula dari Piplres 2019, persaingan yang sangat ketat, sehingga pendukung Jokowi menyebut pendukung Prabowo Subianto dengan sebuta kampret, begitu juga sebaliknya pendukung Jokowi dengan sebutan cebong.

Sungguh bijak para pemimpin di negeri ini mensudahinya, publik sudah cape melihat anak bangsa terbelah, satukanlah anak bangsa,  cobalah publik berpolitik dan bernegara dengan santun dengan tidak merendahkan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sebutan kampret, cebong, kadrun, radikal yang bernuasa SARA. (dm).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline