Mohon tunggu...
Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi Mohon Tunggu... Penulis - Dedi Mulyadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis memberikan kontribusi bagi masyarakat , mencerdaskan masyarakat, tidak diperkenankan mengutip tulisan untuk komersial.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Satukan Anak Bangsa

2 Juni 2021   15:50 Diperbarui: 2 Juni 2021   15:54 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memasuki dua priode Presiden Jokowi tampak publik masih saja terpolarisasi (terpecah belah ), menggerogoti persatuan dan kesatuan bangasa, di media sosial perilaku saling mebenci, saling menghina, saling mengejek, bahkan sampai merendahkan martabat manusia dengan sebutan kampret, cebong, kadrun, radikal yang berorama SARA.

Padahal pendiri bangsa sungguh arif dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan, seakan-akan Pancasila hanya sekedar slogan tidak di implementasikan dalam berbangsa dan bernegara.

Kita buktikan bahwa bangsa Indonesia bangsa yanga beradab, berpedoman pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia,

Segera hentikan sebutan, kampret, cebong, kadrun, radikal dan yang beraroma sara, bernegaralah dengan santun, jangan lagi ada sebutan kadal gurun (kadrun), kampret, cebong, sebab itu jenis dari binatang.

Asal mula sebutan cebong dan kampret bermula dari Piplres 2019, persaingan yang sangat ketat, sehingga pendukung Jokowi menyebut pendukung Prabowo Subianto dengan sebuta kampret, begitu juga sebaliknya pendukung Jokowi dengan sebutan cebong.

Sungguh bijak para pemimpin di negeri ini mensudahinya, publik sudah cape melihat anak bangsa terbelah, satukanlah anak bangsa,  cobalah publik berpolitik dan bernegara dengan santun dengan tidak merendahkan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sebutan kampret, cebong, kadrun, radikal yang bernuasa SARA. (dm).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun