Lihat ke Halaman Asli

Daniar

Pengajar

Jejak Biru

Diperbarui: 13 Juni 2018   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Filantropi
Oleh: Dwi Khafid Aferro


Renjana sutra kibas rasa di daun merah hati bertabur embun-"pagiku".
Angsoka malu, kuncupnya berlinang linang dibelai bayu di peluk syahdu "debarku"
Mentari...oh mentari, kau kilaukan persada bertabur emas "hatiku"
Ahh...serunai merdu iramamu, dan menarilah rumpun bambu seiring sungging senyum alam "jiwaku"
Maka bawalah aku ke Istana Mega Mendung tahta adirasa cinta swargaloka .


Fi

Oleh: Dwi Khafid Aferro


Dan....
Takmenabir barang secuwil,
rasayang terlanjur menyelapi
mendedahkanku sekali lagi
Perihal ini...
Lalu kusebut apa kekisah ini?

sedang tak sekekata pun menyulih gambarannya


Wajah dan Bulan

Oleh: Dwi Khafid Aferro


Bulan malam ini bawakan wajahmu beserta sinarnya.
Melukisnya dilangit tanpa noda seawan semega pun.
Hanya bintang dan harapan ku menghiasi setiap penjuru mata angin pandanganku.
Kutebarkan do'a bersayap sayap cahaya.
Membintang melangit pintaku akanmu pada Nya bagiku.
Satukan belulang iga berserak,utuhkan jua jiwa di badan.
Malam takberujung larut,meski waktu takkenal surut.
Dan ini bahagiaku.
Nur di langit seperti rasaku,indah terang bila di malam.
Nikmat garam bersanding asam.
Dan beri hijau tua kini memerah..akupun
Subuh ajakku kembali memasang saya sayap do'a, dan kuterbangkan menembus langit menuju Ars.memintamu untuk ku,memintaku untukmu.
Ini pagi...
Tapi bulan masih disini bersanding wajahmu mengguyurkan sinarnya basuh kalbuku.
 
Tuban, 28-08-2016


Bercak juga Warna
Oleh: Dwi Khafid Aferro


kupintal serabut sutra, hingga bersatu membentuk benang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline