Sebagai generasi milenial pada hakikatnya kita harus bisa menjagaa dan melestarikan kesenian pantun sebagai identitas dari budaya betawi yang telah diwariskan oleh leluhur kita dahulu.
Seni pantun merupakan seni penuturan yang telah dikenal di daerah pasundan sunda pada abad ke-16. Seni ini tergolong kedalam seni penuturan yang telah mengalami kemunduran bahkan hampir hilang dalam kehidupan masyarakat karena jarang untuk dipertunjukan lagi. Kesenian ini menggabungkan antara seni berbicara dan seni sastra.
Mengapa demikian? Karena pada dasarnya, dalam membawakan sebuah cerita dalam seni pantun yaitu dengan cara dinyayikan dengan irama/nada khasnya serta melibatkan seni sastra karena cerita pantun berupa puisi atau pun prosa.
Pada masyarakat betawi pada umumnya dikenal sebagai salah satu kelompok masyarakat penutur pantun. Budaya dalam berpantun pada masyarakat betawi pun dikabarkan sudah hampir merata kelapisan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Yang kerap menjadi sebuah pertanyaan dikalangan masyarakat adalah apakah tradisi pantun masih ada pada zaman modern saat ini?
Pada dasarnya untuk kita dapat mengetahui tentang tradisi pantun masih ada atau tidak. Kita dapat lihat mulai dari lingkungan kita sendiri terutama dalam lingkungan sekitar kita yang dimana pewaris tradisi pantun sudah mulai hilang atau sudah diabaikan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi yang tersisa pada saat ini hanya pada acara tertentu saja, pantun dapat dipertunjukan misalnya seperti acara pernikahan yang dimana pantun dibawakan dalam sebuah palang pintu yang mempertunjukan aksi bela dirinya dan saling berbalas pantun antara rombongan mempelai wanita dan laki-laki sebagai syarat untuk melanjutkan prosesi pernikahannya.
Berbalas pantun pada tradisi adat betawi dalam pagelaran pernikahan memiliki fungsi sebagai sarana untuk menyampaikan maksud dan tujuan. Serta sebagai hiburan dalam upaya untuk menyemarakan pesta sehingga acara tersebut akan lebih meriah. Dalam pantun betawi memiliki pola yang bebas dan tidak seperti pantun lainnya.
Selain berpola ab-ab pantun ini juga dikenal dengan pola aa-aa. Berkenaan dengan isi dari pantun, sejumlah pantun betawi mengungkapkan berbagai macam nasihat dianataranya berkenaan dengan etika, moral, adab, sopan santun, humor, serta ajaran-ajaran agama, dan konflik sosial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI